Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), diisolasi. Musababnya, 20 warga desa itu terjangkit rabies, satu di antaranya meninggal dunia.
Bupati TTS Egusem Pieter Tahun menjelaskan Desa Fenun diisolasi demi mencegah penyebaran rabies. "Saya sebagai pimpinan daerah memutuskan Desa Fenun diisolasi total karena sudah ada korban jiwa," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diperoleh detikBali, Selasa (30/5/2023).
Pieter menjelaskan selain mengisolasi Desa Fenun, warga desa juga dilarang membawa masuk-keluar anjing ke desa tersebut. Dia meminta dinas terkait memvaksin anjing di Desa Fenun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pieter, anjing di Desa Fenun diketahui terinfeksi rabies setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS mengirim sampel organ anjing Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
Sebelumnya, Kapolsek Amanatun Selatan Iptu I Dewa Gede Putra Wijayana mengatakan sebanyak 20 warga Desa Fenun terinfeksi rabies karena digigit anjing. "Dari 20 orang itu, satunya meninggal dunia, dan 19 lainnya dalam penanganan medis secara intensif," ujarnya kepada detikBali, Selasa (30/5/2023).
Wijayana mengungkapkan korban yang meninggal dunia berinisial AB (45). Dia digigit anjing di bagian tumit kiri.
Tiga hari kemudian, AB meninggal dunia. "Sebelum meninggal korban mengalami panas tinggi dan meninggal pada hari ketiga," ujar Wijayana.
Wijayana menjelaskan 19 korban yang terinfeksi rabies telah diberikan vaksin anti rabies untuk manusia. Mereka, kini dirawat di rumah masing-masing.
(gsp/iws)