Gubernur NTB Sebut Partai Gelora Kritik Pemprov Demi Kerek Elektabilitas

Gubernur NTB Sebut Partai Gelora Kritik Pemprov Demi Kerek Elektabilitas

Lalu Helmy Akbar - detikBali
Rabu, 03 Mei 2023 23:00 WIB
Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat ditemui di acara halal bihalal di Pendopo NTB pada Rabu (3/5/2023).
Foto: Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat ditemui di acara Halal Bihalal di Pendopo NTB pada Rabu (3/5/2023). (Helmy Akbar/detikBali)
Mataram -

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menanggapi kritik Ketua DPW Partai Gelora NTB Lalu Pahrurrozi terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB. Zul, sapaannya, menyebut kritik itu sengaja dilontarkan Gelora untuk mengerek elektabilitas.

"Saya kira bagus-bagus saja (kiritknya). Karena menurut saya Oji ini kan ketua partai, jadi salah satu cara meningkatkan elektabilitas kan mengkritik PKS," kata Zul yang juga politikus PKS itu saat ditemui di acara halal bihalal di Pendopo Gubernur NTB, Rabu (3/5/2023).

Secara spesifik, mantan presiden mahasiswa Universitas Indonesia (UI) itu menjawab kritikan ihwal sektor industrialisasi. Sebagaimana diketahui, industrialisasi merupakan salah satu program prioritas Pemprov NTB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Wajarlah, tapi maksud saya itu kan debatnya panjang. Jangan analisisnya tanggung. Kayak industrialisasi boleh saja kita debat panjang. Tapi industrialisasi ini kan nggak harus hadir dengan industri besar. Jangan mengira ketika kita mengalengkan ayam Taliwang dipikir proses yang sederhana," ujarnya.

Zul menuturkan industrialisasi merupakan bidang keilmuannya saat kuliah di Harvard, Amerika Serikat dahulu. Dia mengaku tahu betul bagaimana membangun industri, baik dalam skala daerah maupun negara.

ADVERTISEMENT

"Ini kebetulan secara akademik bidang saya. Jadi saya tahu betul. Coba tanya kepada yang mengalengkan, ini proses bertahun-tahun. Proses perubahan cara berpikir itu dikira sederhana," sodoknya.

Zul melanjutkan, prinsip utama membangun industrialisasi adalah perubahan pola pikir di tengah masyarakat dan memberikan nilai tambah produk industri.

"Mengubah nilai tambah dari ayam biasa ke kemas itu nggak sederhana. Dan saya kira impact-nya untuk bisnis kita luar biasa. Mungkin orang-orang itu kadung (telanjur) memaknai dengan cara berpikir lama. Makanya orang karena nggak ngerti dikira gampang. Sekali itu terpola, dia bisa tularkan di yang lain," katanya.

Sebelumnya, salah satu kritikan Pahrurrozi adalah soal pertumbuhan industri NTB. Menurutnya, dalam tiga tahun terakhir kurang dari 2,5 persen. Pada 2020, pertumbuhan industri NTB -2,4. Hal itu dapat dimaklumi lantaran adanya wabah COVID-19. Kemudian pada 2021 pertumbuhannya 2,1 persen dan di 2022 hanya 1,98 persen.

"Di zaman TGB selalu di atas 5 persen. Terutama di dua tahun terakhir. Padahal Bang Zul pernah bilang dirinya menempatkan orang terbaiknya menjadi Kadis Industri. Istilah saya pertumbuhan ekonomi di NTB mengalami stunting. Akibat nutrisi, gagasan dan visi yang tidak memadai dari Bang Zul," jelas Pahrurrozi.




(hsa/BIR)

Hide Ads