4 Fakta Unik Lebaran Topat di Lombok: Ziarah Makam-Berebut Ketupat Raksasa

Nusa Tenggara Barat

4 Fakta Unik Lebaran Topat di Lombok: Ziarah Makam-Berebut Ketupat Raksasa

Hanna Patricia M. Lubis - detikBali
Sabtu, 29 Apr 2023 07:00 WIB
Lebaran Topat, Tradisi Makan Ketupat di Lombok yang Sarat Makna
Lebaran topat di Lombok. Foto: iStock/detikcom
Mataram -

Lebaran Ketupat atau biasa disebut Lebaran Topat oleh warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan tradisi yang dirayakan setelah hari raya Idul Fitri. Tradisi Lebaran Topat umumnya dijadikan sebagai tradisi sesi kedua setelah Idul Fitri.

Tradisi pertama yakni merupakan tradisi silaturahmi dengan menyantap kue-kue lebaran. Kemudian dilanjut dengan tradisi makan ketupat yang diadakan satu minggu kemudian.

Setiap daerah di Indonesia merayakan tradisi tersebut dengan sebutan yang berbeda dan makna tersendiri. Di daerah Lombok, tradisi tersebut dikenal dengan sebutan Lebaran Topat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa saja fakta-fakta lebaran topat yang ada di Lombok? Yuk simak informasinya berikut ini!

1. Apa itu Lebaran Topat?

Perang Topat di LombokPerang Topat di Lombok Foto: (dok. Pemkab Lombok Barat)

Bukan ketupat, masyarakat Lombok menyebutnya dengan bahasa Sasak dengan kata 'topat'. Lebaran topat merupakan tradisi makan ketupat yang ada di Lombok.

ADVERTISEMENT

Tradisi Lebaran Topat telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Lombok. Umumnya Lebaran Topat dilaksanakan tepat seminggu setelah Idul Fitri.

Lebaran Topat juga bisa dilaksanakan setelah menunaikan puasa sunnah Syawal selama 6 hari berturut-turut.

Masyarakat Lombok mengenal tradisi ini dengan sebutan lebaran kedua. Dalam tradisi Lebaran Topat terdapat berbagai macam agenda yang dilakukan oleh masyarakat setempat.

Konon lebaran ini sangat disakralkan oleh orang Sasak, terutama penganut Waktu Telu. Dahulu kaum, penganut ini mengawali perayaan Lebaran Topat dengan salat qulhu sataq. Kata 'Qulhu' sendiri berasal dari qul huwallahu ahad dan sataq artinya 200.

Dengan demikian, salatqulhu bermakna salat dengan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 200 kali. Bagi penganut waktu lima ritual ini tidak dilakukan.

2. Agenda Berziarah ke Makam Leluhur

Menparekraf Kagumi Potensi Wisata Religi dan Bahari di Desa Wisata Taman Loang Baloq NTBMenparekraf Kagumi Potensi Wisata Religi dan Bahari di Desa Wisata Taman Loang Baloq NTB Foto: (dok. Kemenparekraf)

Mengunjungi makam leluhur merupakan salah satu agenda tradisi Lebaran Topat. Masyarakat Lombok mengunjungi makam untuk berziarah ke makam leluhur keluarga ataupun leluhur tokoh penyebar agama Islam di Lombok guna mengirim doa.

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada pagi hari. Di Lombok, makam yang sering dikunjungi dan selalu ramai pada saat perayaan tradisi topat adalah makam Bintaro dan makam Loang Baloq.

Ada pula kegiatan selain berdoa, yakni mencuci kepala dengan air yang disediakan guna mendapat keberkahan menurut warga setempat.

Tradisi mencukur rambut bayi juga termasuk salah satu agenda LebaranTopat. Tradisi tersebut dipercaya akan menjadikan bayi tumbuh menjadi anak yang saleh dansalehah serta menjadi orang yang sukses saat dewasa.

3. Mengunjungi Pantai dan Berebut Ketupat Raksasa

Lebaran Topat, Tradisi Makan Ketupat di Lombok yang Sarat MaknaLebaran Topat, Tradisi Makan Ketupat di Lombok yang Sarat Makna Foto: iStock/detikcom

Sehabis berziarah ke makam, masyarakat Lombok memiliki agenda lain yang meramaikan suasana Lebaran Topat, yakni berebut ketupat yang merupakan simbol tradisi.

Tradisi berebut ketupat raksasa biasanya dilakukan di tempat rekreasi seperti taman atau pantai. Namun, yang paling sering dijadikan titik kumpul adalah pantai.

Masyarakat sebelum pergi ke pantai umumnya membawa bekal terlebih dahulu berupa makanan ketupat lengkap dengan lauk pelengkap. Tak heran, suasana pantai di Lombok saat Lebaran Topat sangat ramai oleh wisatawan lokal.

Salah satu pantai yang ramai dikunjungi dan dijadikan tempat berebut ketupat adalah pantai Lombok Senggigi. Di sana, ratusan ketupat telah disusun menggunung untuk kemudian dijadikan objek berebut oleh masyarakat setempat.

Sebelum kegiatan berebut dimulai, Bupati setempat akan dipersilahkan untuk mengambil terlebih dahulu sebagaisimbok tradisi LebaranTopat.

4. Filosofi Lebaran Topat

Ribuan masyarakat di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, tumpah ruah menyaksikan kemeriahan Perang Topat di Pura Lingsar Lombok Barat, Kamis (9/12/2022).Ribuan masyarakat di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, tumpah ruah menyaksikan kemeriahan Perang Topat di Pura Lingsar Lombok Barat, Kamis (9/12/2022). Foto: Ribuan masyarakat di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, NTB, tumpah ruah menyaksikan kemeriahan Perang Topat di Pura Lingsar Lombok Barat, Kamis (9/12/2022). (Ahmad Viqi/detikBali)

Lebaran Topat memiliki arti dan filosofi sendiri bagi masyarakat Lombok. Topat atau ketupat sendiri merupakan simbol perayaan hari raya Islam di Jawa Tengah sejak pemerintah Demak pada awal abad ke-15.

Topat sendiri melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani. Sementara anyaman daun kelapa melambangkan tentang kompleksitas masyarakat yang harus diikat dengan tali silaturahmi.

Topat yang berbentuk segi empat memiliki makna bahwa manusia terdiri dari empat unsur utama, yakni air, tanah, api, dan angin. Beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia menggambarkan nafsu birahi. Jadi, lebaran topat dapat disimpulkan sebagai simbol untuk menyambut keberhasilan umat muslim dalam menjaga nafsunya selama bulan Ramadan.


Artikel ini ditulis oleh Hanna Patricia M. Lubis peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads