Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah yang kaya sumber daya alam dan juga ragam budaya. Adat dan tradisi masyarakatnya bahkan masih lestari hingga kini, tak terkecuali peninggalan sejarah berupa bangunan kuno. Salah satunya adalah Masjid Langgar Pusaka di Lombok Timur.
Langgar sendiri merupakan sebutan untuk bangunan ibadah yang biasa dikenal dengan masjid atau masjid kuno. Langgar Pusaka di Lombok Timur ini merupakan masjid kuno yang bersejarah.
Hingga saat ini, masjid ini masih digunakan. Bukan hanya untuk salat lima waktu, tetapi juga untuk maulid adat setahun sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak sejarah, lokasi hingga keunikan dari Langgar Pusaka di Lombok Timur yang dirangkum detikBali dari berbagai sumber berikut ini.
Lokasi
Masjid ini terletak sekitar 69 kilometer dari pusat Kota Mataram, tepatnya di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur. Jarak tempuh dengan menggunakan kendaraan kurang lebih memakan waktu 1 jam 50 menit.
Sejarah Langgar Pusaka
Langgar Pusaka merupakan salah satu tempat ibadah tertua di Lombok atas pengaruh Kerajaan Selaparang Islam yang diyakini oleh masyarakat Desa Sapit. Masjid ini dipercaya menjadi simbol masuknya Islam di daerah Sapit dan sekitarnya.
Masjid Langgar dulunya digunakan untuk tempat ibadah seperti salat jumat, Idul Fitri, dan Idul Adha. Selain itu, Langgar Pusaka juga biasa digunakan untuk melakukan upacara sakral keagamaan atau yang berkaitan dengan kepentingan warga desa.
Langgar Pusaka dahulu juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan ritual penganut ajaran Islam waktutelu atau tiga, waktu salat yang dilaksanakan dalam satu tahun.
Keunikan Langgar Pusaka
Langgar Pusaka dengan ukuran 9x9 meter ini terbuat dari kayu dan memiliki keunikan, yakni terdapat satu tiang penyangga di tengah langgar bernama tiang guru. Secara filosofis, tiang ini mengajarkan manusia untuk tidak menyekutukan Tuhan.
Tidak diketahui persis kapan masjid ini berdiri. Masjid ini diperkirakan berdiri sekitar tahun 1775.
Pada halaman masjid terdapat dua kolam air dengan ukuran masing-masing 3x3 meter. Di dalam masjid masih terdapat mimbar khutbah dan beberapa mushaf tua.
Saat ini, Masjid Langgar Pusaka sudah tidak digunakan untuk beribadah. Masyarakat hanya menggunakan masjid ini satu tahun sekali untuk melaksanakan maulid adat yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dan tidak dijadikan tempat salat lima waktu maupun shalat Jumat.
Di awal bulan tersebut, biasanya masyarakat berkumpul untuk musyawarah terkait aturan proses pelaksanaan maulid adat dan seluruh anggota masyarakat harus berpartisipasi.
Artikel ini ditulis oleh Nindy Tiara Hanandita peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(Ronatal Siahaan/nor)