Sebanyak 518 anak penderita stunting di Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perhatian khusus Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Perwakilan gereja mengunjungi setiap rumah warga yang anaknya stunting untuk memberikan makanan tambahan bergizi tinggi.
"Sesuai keputusan persidangan majelis klasis kelima memutuskan gereja harus terlibat dalam penanganan stunting sehingga dari 518 anak yang ditangani oleh gereja terjadi penurunan sebesar 50 persen," tutur Ketua Majelis Klasis Kota Kupang Timur Pendeta Samuel Pandie saat diwawancarai detikBali, Selasa (4/4/2023).
Menurutnya, gereja menyiapkan sejumlah anggaran yang dikhususkan untuk menangani stunting sebagai wujud kepedulian terhadap kemanusian. Sebab, persoalan stunting mengancam generasi muda di Kupang dan NTT secara keseluruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, gereja mulai lakukan pendampingan melalui edukasi pola makan dan pola asuh kepada orang tua agar memperhatikan daya konsumsi anak," jelasnya.
Ia mengaku prestasi gereja yang di bawah naungan klasis Kota Kupang Timur dalam menurunkan angka stunting mendapatkan penghargaan sebagai gereja peduli stunting dan orang tua asuh bagi anak stunting dari Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil NTT, Ruth Laiskodat.
"Kami kaget mendapatkan penghargaan menjadi gereja yang memberi perhatian terhadap stunting padahal dalam gereja tidak diajarkan menerima penghargaan untuk kebaikan sehingga kami syukuri saja sehingga penghargaan ini tanggung jawab kepada Tuhan," imbuhnya.
Untuk diketahui, penanganan stunting akan terus dilanjutkan oleh Klasis Kota Kupang Timur. Terdiri dari tiga teritori, di antaranya teritori satu 11 gereja, teritori dua 10 gereja dan teritori tiga 14 gereja.
"Jadi totalnya ada 35 mata jemaat yang akan kami lanjutkan penanganan stunting," bebernya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Kupang George Hadjoh mengatakan Pemerintah Kota Kupang telah menyiapkan anggaran Rp 3 miliar untuk penanganan stunting yang menyasar pada anak stunting.
"Anggarannya sudah ada, jadi dari 5.947 anak penderita stunting itu sudah turun menjadi 4543 orang," ucapnya.
(hsa/gsp)