Terkini! 89 Kali Erupsi, Ili Lewotolok Lontarkan Lava Pijar 550 Meter

Terkini! 89 Kali Erupsi, Ili Lewotolok Lontarkan Lava Pijar 550 Meter

Ambrosius Ardin - detikBali
Selasa, 28 Mar 2023 09:44 WIB
rupsi Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur pada Jumat (24/3/2023).
Foto: Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur. (tangkapan layar)
Lembata -

Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami 89 kali erupsi selama 24 jam atau periode pengamatan jam 00.00 Wita-24.00 Wita pada Senin (27/3/2023). Ketinggian kolom abu mencapai 750 meter.

"Teramati 89 kali letusan dengan tinggi 300-750 meter dan warna asap putih dan kelabu," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya, Selasa (28/3/2023).

Stanis mengatakan erupsi gunung dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut itu melontarkan lava pijar sejauh 550 meter. Erupsi tersebut disertai dentuman lemah hingga kuat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Erupsi disertai lontaran lava pijar ke segala arah di area puncak dan ke arah tenggara dalam radius lontaran kurang lebih 300-550 meter dari puncak dan disertai gemuruh atau dentuman lemah hingga kuat," kata Stanis.

Selain itu lanjut dia, terjadi 15 kali guguran atau longsoran lava di dalam kawah. "Guguran secara visual tidak dapat teramati, guguran masih di dalam area kawah utama," jelas Stanis.

"Ada (lontaran lava pijar) tapi masih seputar area kawah dalam radius 200 hingga 500 meter," kata Stanis.

Gunung Ili Lewotolok saat ini masih berada pada Status Level II atau Waspada. Stanis kembali meminta masyarakat di sekitar gunung untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas.

Batasnya adalah radius dua kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut. Peringatan ini juga berlaku bagi pengunjung, pendaki, atau wisatawan

"Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah gunung Ili Lewotolok," kata Stanis.

Ia melanjutkan masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Berikutnya, untuk menghindari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, masyarakat di sekitar gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung. Serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.




(hsa/nor)

Hide Ads