Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 04.30 Wita. Jenazahnya hangus terbakar di dalam kapal.
Hal ini dibenarkan oleh Humas SAR Mataram I Gusti Lanang Wiswananda. "Ya jenazah korban tidak utuh di kapal tanker tersebut," kata Lanang, Senin (27/3/2023) via WhatsApp.
Lanang mengatakan jenazah satu anak buah kapal (ABK) tersebut dilarikan ke RS Bhayangkara Mataram untuk dilakukan pemeriksaan. Sejauh ini belum dipastikan identitas jenazah karena kondisinya yang sulit dikenali.
Menurut Lanang Kantor SAR Mataram telah menerjunkan puluhan personel untuk melakukan upaya pencarian terhadap dua orang korban yang belum ditemukan sejak Minggu malam.
SAR menerjunkan alat utama (alut) yang digunakan antara lain Rescue Boat (RB) 220 Mataram, rigit inflatable boat (RIB), dan peralatan pendukung lainnya.
Sementara upaya pemadaman api menggunakan kapal TB Samudra Makmur 02 yang diberangkatkan dari Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
"Api padam sekitar pukul 21.00 Wita dan dilanjutkan dengan proses pendinginan," katanya.
Sebelumnya, Kapolsek Ampenan AKP Faisal Afrihadi menjelaskan insiden tersebut bermula sekitar pukul 14.30 Wita. Kapal tanker yang mengangkut Pertalite tersebut sedang menunggu antrean untuk mendistribusikan BBM ke Depo Pertamina Ampenan.
Ada tiga ABK menuju bagian depan kapal untuk menurunkan jangkar. Tiba-tiba terjadi ledakan dan membakar bagian haluan kapal.
Tiga ABK dilaporkan hilang saat MT Kristin terbakar. Mereka adalah Dani Maulana (kadet), Sukirman (bosun BNN), dan Diki Abdul Azis (mualim).
14 ABK yang berhasil dievakuasi
1. Idris (kapten)
2. Benni (chief)
3. Rivi Hamdani (mualim)
4. Viky Adi (juru mudi)
5. Faisal Ardian (juru mudi)
6. Evendy (juru mudi)
7. Wawan (koki)
8. Agus Purnomo (masinis)
9. Rejeki Muji (masinis)
10. Erwin Indra (masinis)
11. Zainal Arifin (oiler)
12. Joko Supoyo (oiler)
13. Kinantara (oiler)
14. Rizal kadet (oiler)
(hsa/efr)