Kepolisian Resor (Polres) Kabupaten Lombok Barat akan memeriksa dua saksi kunci penusukan kakak kandung inisial AS (47) oleh adiknya AK (45) hingga tewas pada Senin (20/2/2023) lalu. Mereka adalah anak dan istri pelaku.
"Ya kami akan periksa anak dan istri termasuk juga pelaku (AK). Karena kan pelaku masih menjalani operasi dan dirawat di RS Tripat Gerung," kata Kasatreskrim Polres Lombok Barat, Iptu I Made Dharma Yulia Putra, Sabtu (25/2/2023) sore.
Menurut Dharma, tim penyidik masih menunggu proses pemulihan kondisi fisik pelaku yang terluka di bagian tangan setelah duel dengan kakaknya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih menunggu karena belum bisa diajak berbicara si pelaku. Katanya masih syok," ujar Dharma.
Selain memeriksa tiga saksi kunci, penyidik juga telah meminta keterangan saksi lain dari keluarga mereka, yakni anak dan istri korban.
"Penyidik juga sudah memeriksa Kepala Dusun Karang Bedil Utara, Desa Kediri Induk, Kecamatan Kediri," kata Dharma.
Namun kepolisian belum bisa memberikan keterangan terkait hasil pemeriksaan para saksi tersebut.
"Semua keterangan saksi kami kumpulkan. Yang jelas nanti setelah dokter menyatakan pelaku sudah sehat, kami periksa dan gelar perkaranya," beber Dharma.
Baca juga: Kakak Beradik Duel, Satu Tewas Ditusuk Obeng |
Soal anak pelaku yang diduga ikut membantu menganiaya korban, Dharma juga belum bisa memberikan keterangan.
"Kami masih mendalami. Salah satunya termasuk mencari obeng yang diduga digunakan pelaku untuk menusuk korban. Karena saat olah tempat kejadian perkara (TKP) obeng itu tak ditemukan," katanya.
"Kalau ada dugaan pelaku yang mengamankan obeng itu, kami dalami dan ungkap saat pemeriksaan nanti," imbuh Dharma.
Barang bukti yang sudah diamankan polisi ialah berupa sebilah kayu berlumuran darah yang ditemukan di lokasi kejadian.
"Dampak dari pembunuhan ini juga membuat kondisi psikologi anak korban trauma. Karena anak korban melihat secara langsung ketika ayahnya ditusuk oleh pelaku," katanya.
Dharma pun saat ini telah melakukan monitoring dan trauma healing untuk mengembalikan kondisi psikologi anak korban yang berusia 15 tahun itu.
(hsa/iws)