Kain kafan menjadi mahar pernikahan Muhammad Hapipi (57) dengan Baiq Sri Ratna Wahyuningsih (42). Maskawin itu diberikan mempelai pria kepada mempelai wanita saat akad nikah digelar di Kelurahan Prapen, Lombok Tengah, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (18/1/2023).
Ratna, yang saat ini sudah menyandang status sebagai istri Hapipi, mengatakan permintaan mahar 'tak biasa' tersebut semata-mata agar keduanya mengingat kematian.
"Beliau (Hapipi) sempat menawarkan saya banyak maskawin, seperti perhiasan. Tetapi, saya minta kain kafan saja," ujar Ratna merespons detikBali melalui WhatsApp, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ratna, makna pemberian kain kafan sebagai mahar karena bisa dibawa mati. Sekaligus untuk menilai usia pernikahan seseorang yang menurutnya bisa diukur oleh waktu dan materi.
"Kematian itu pasti terjadi. Makanya, minta kain kafan sebagai maskawin untuk pengingat kematian," katanya.
Kain kafan ini bukan sebagai perhiasan belaka. Tetapi, murni sebagai pengingat setiap keluar-masuk rumah.
"Saya minta setiap pagi bisa melihat kain kafan itu. Sehingga, menjadi pengingat kalau saya sudah punya suami, saya juga harus taat pada syariat Islam," terang dia.
Sebelum pernikahan berlangsung, Ratna mengakui keluarganya menolak maskawin kain kafan yang diberikan oleh Hapipi.
"Sempat diminta ganti mahar kain kafan dengan mahar lain. Tapi saya menolak. Saya bilang ke orang tua, saya berhak menentukan maskawin saya sendiri," jelasnya.
Ratna berstatus janda sebelum dinikahi Hapipi. Ia memiliki tiga anak dari pernikahan terdahulunya, sebelum bercerai.
"Sekarang, cukup beliau (Hapipi) jadi imam membimbing saya dan mempertanggungjawabkan saya di dunia dan akhirat," tutur Ratna.
Hapipi sempat kaget ketika istrinya meminta maskawin kain kafan. Namun, setelah dijelaskan makna dan tujuannya, ia pun mengamini permintaan Ratna.
"Kaget kan. Dia jelaskan tujuannya tidak lain untuk tetap mengingat bahwa kematian itu akan tiba kapan saja," ungkap Hapipi.
Ia berharap usia pernikahan dengan Ratna bisa berlangsung hingga maut memisahkan. Juga agar saling mencintai satu sama lainnya hingga liang kubur. "Saya harap bisa langgeng sampai tutup usia," pungkasnya.
(BIR/gsp)