Lima pengurus lama Partai Perindo Nusa Tenggara Barat (NTB) ramai-ramai membakar kartu tanda anggota (KTA) dan baju partai. Alasannya, mereka kecewa pasca pergantian Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lalu Athari Fathullah oleh suami Wagub NTB Muhammad Khairul Rizal.
Mantan sekretaris DPW Perindo NTB Abdul Madjid menyebut aksi bakar KTA dan baju partai di Kota Mataram itu buntut dari rasa kekecewaan pengurus lama setelah pergantian pemimpin partai di tubuh Perindo NTB pada 27 Januari 2023 lalu.
"Aksi bakar baju itu simbol kekecewaan dari kami pengurus lama yang kami ekspresikan dengan bakar baju," kata Majid dihubungi detikBali via WhatsApp, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Majid, DPP Perindo disebut tidak menghargai keringat pengurus lama yang telah berjuang bekerja untuk kepentingan partai menjelang Pileg 2024 mendatang.
"Ini keputusan yang kami bilang tidak menghargai keringat DPW dan DPD NTB lama. Ini keputusan sepihak lah ya," cetus Majid.
Sampai malam ini, kata Majid semua pengurus lama belum menerima SK (surat keputusan) pergantian Lalu Athari Fathullah oleh suami Khairul Rizal sebagai ketua DPW Perindo NTB yang baru.
"SK baru belum pernah lihat bentuk fisik, SK barunya Pak Rizal yang dikeluarkan DPP. Sampai detik ini kami tidak ada surat pemberhentian, pencabutan SK yang lama dari DPP," kata Majid.
Namun, persoalan pergantian sepihak itu dinilai berakibat pada kekecewaan dua anggota dan tiga pengurus lama, sehingga menyatakan diri keluar dari Partai Perindo.
"Ya mengawali omongan saya di situ, saya selaku sekretaris wilayah sampai tadi sore mengundurkan diri setelah bakar baju, saya resmi keluar. Begitu. Saya sekarang bukan pengurus dan anggota lagi," tegas Majid.
Pada 2019 lalu, lima pengurus yang menyatakan keluar, yakni ketua DPW Perindo NTB Lalu Athari Fathullah, sekretaris DPW Perindo NTB Abdul Madjid.
Kemudian, bendahara DPW Perindo NTB Zumroni, wakil ketua Bidang pemberdayaan perempuan dan wakil ketua Bidang Sosial kesejahteraan, menerima SK dari DPP untuk menyusun kepengurusan.
"Nah, SK pak Rizal saya belum pernah lihat bentuk SK-nya. Di SK itu kan ada klausulnya. Jika SK Pak Rizal tunggal jelas untuk menyusun kepengurusan. Tapi kami sebagai pengurus lama tidak pernah diperlihatkan oleh DPP dan DPP tidak pernah kasih ke Kami. Tidak pernah kami lihat," imbuh Majid.
Di sisi lain, kelima pengurus lama yang menyatakan keluar dari Partai Perindo membawa rasa kekecewaan. "Artinya secara de facto de jure ini saya masih Sekwil. Saya masih pegang SK saya. Pengunduran diri ini atas nama Sekwil dan atas nama anggota saya mengundurkan diri," tegasnya.
Majid juga mengatakan sebelum meninggalkan Perindo, dia sempat mengirim pesan singkat kepada ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo menyampaikan rasa kekecewaannya terhadap keputusan DPP atas pergantian DPW yang baru.
"Saya sampaikan ke Pak Ketua Umum bahwa keringat kami belum kering untuk memperjuangkan partai ini, sehingga bisa lolos 100 persen di NTB tanpa ada campur tangan mereka-mereka yang menggantikan kami saat ini. Harapan kami, cukuplah kami yang di DPW yang diganti, jangan teman-teman di DPD. Kasihan mereka, kami yang berjuang, mereka yang menikmati," tulis Majid via pesan singkat ke Hary.
(BIR/nor)