Mengarang Penculikan karena Terlambat Sekolah

Ngada

Mengarang Penculikan karena Terlambat Sekolah

Ambrosius Ardin - detikBali
Jumat, 10 Feb 2023 15:27 WIB
Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto didampingi Kasat Intel Iptu Jessy Silahooy saat memberikan keterangan pers terkait kabar penculikan seorang siswa SD di Bajawa. (Istimewa)
Foto: Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto didampingi Kasat Intel Iptu Jessy Silahooy saat memberikan keterangan pers terkait kabar penculikan seorang siswa SD di Bajawa. (Istimewa)
Ngada -

KP, seorang siswa SD di Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur mengaku diculik oleh dua orang tak dikenal pada Kamis (9/2/2023) pagi. Kabar penculikan anak berusia 12 tahun itu sontak menggegerkan warga. Belakangan terungkap, penculikan itu bohong belaka karena KP terlambat sekolah.

Kapolres Ngada AKBP Padmo Arianto membeberkan kronologi cerita fiktif penculikan KP. Siswa SD itu mengaku diculik oleh dua orang yang menggunakan mobil berwarna biru tanpa pelat nomor.

Penculikan terjadi saat KP dalam perjalanan dari rumah ke sekolahnya. Saat itu, sang penculik bertanya terkait seorang bernama Yosep Ria kepada KP. Bocah kelas VI SD itu mengaku tak mengenal Yosep Ria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesaat kemudian, penculik membekap mulut KP dengan telapak tangannya, lalu menyeretnya ke dalam mobil. Penculikan itu terjadi di depan gudang semen milik sebuah toko bangunan.

"Orang yang tidak dikenal tersebut langsung menutup mulut dan mata KP dan dibawa masuk ke dalam mobil," kata Arianto seperti menirukan cerita KP, Jumat (10/2/2023).

ADVERTISEMENT

KP duduk di bangku tengah mobil, dipangku salah satu dari penculik tersebut. Tangan penculik itu tetap membekap dan menutup matanya.

KP berhasil lolos saat penculiknya lengah. Ketika itu, dua penculik itu keluar mobil karena menerima panggilan telpon. "Ketika kedua orang tersebut keluar dari mobil, KP langsung keluar dari mobil dan menuju jurang untuk bersembunyi," jelas Arianto.

KP kembali ke jalan raya saat penculik dan mobilnya sudah tak lagi berada di sana. Ia kemudian berjalan kaki dan sempat bersembunyi di kebun kopi di pinggir jalan.

Berselang lima menit, seorang pelajar STM yang mengendarai sepeda motor, YDM, menemukan KP sedang menangis keluar dari kebun kopi. Anak itu mengaku baru saja diculik oleh dua orang tak dikenal.

YDM lalu mengantar KP ke sekolahnya. YDM pun menceritakan peristiwa yang dialami KP kepada salah seorang guru di sana.

Kabar penculikan itu kemudian tersebar luas. Personel Satuan Intelkam Polres Ngada dan Satuan Reskrim Polres Ngada langsung ke sekolah tersebut untuk melakukan pengumpulan bahan dan keterangan.

KP tak bisa mengelak setelah polisi memeriksa CCTV pada jalur yang dilalui oleh mobil penculik itu. "Rekaman hasil CCTV menyebutkan mobil yang digunakan untuk menculik KP tidak pernah melewati jalur yang ditunjuk olehnya," kata Arianto.

KP makin tak berkutik lantaran CCTV justru menunjukkan siswa SD itu berjalan seorang diri menuju sekolahnya. "Dari rekaman CCTV, dia berjalan kaki sendiri," ungkap Arianto.

Ternyata, cerita KP diculik tersebut hanya akal bulus siswa itu kepada guru dan orang tuanya karena terlambat masuk sekolah. Belakangan, bocah itu juga sering membolos.




(gsp/bir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads