Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) akan menggelar sosialisasi Indonesia's Folu Net Sink 2030 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, pada 1-2 Februari 2023. Forum ini akan dimanfaatkan untuk menyampaikan strategi, kebijakan, serta rencana implementasi penurunan emisi gas rumah kaca.
Kepala BBKSDA NTT Arief Mahmud mengatakan NTT akan menjadi lokasi perdana sosialisasi sub nasional Indonesia's Folu Net Sink 2030. Forum ini nantinya melibatkan seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat.
Agenda ini akan diikuti oleh perwakilan dari 34 provinsi se-Indonesia, organisasi perangkat daerah, Unit Pelaksana Teknis (UPT)-Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Balai Pengelolaan Daerah Hutan Lindung (BPKHTL).
Dalam sosialisasi yang akan berlangsung di Labuan Bajo, kata Arief, nanti dipaparkan lima bidang rencana kerja nasional di antaranya pengelolaan hutan lestari.
Selanjutnya, peningkatan cadangan karbon, konservasi, pengelolaan ekostistem gambut, dan instrumen informasi dari rencana operasional Indonesia's Folu Net Sink 2030.
"Ada tiga aksi yang diupayakan oleh pemerintah untuk menyukseskan Indonesia Hijau di dalam Folu Net Sink, yaitu mengurangi kebakaran hutan dan lahan, mempertahankan hutan yang masih ada, dan menambah tutupan hutan untuk meningkatkan serapan karbon," ujarnya, saat jumpa pers di Kota Kupang, NTT, Jumat (27/1/2023).
Apalagi, Indonesia berkomitmen menahan laju peningkatan suhu global dan perubahan iklim yang dituangkan dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) atau kontribusi yang ditetapkan secara nasional sebagai tindak lanjut Perjanjian Paris yang tertera di Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016.
"Persetujuan Paris mengharuskan Indonesia menguraikan dan mengkomunikasikan aksi ketahanan iklim pasca 2020 dalam dokumen NDC dan telah menetapkan peta jalan mitigasi sebagai acuan pelaksanaan" terang Arief.
NDC Indonesia menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional sebesar 29 persen atau setara dengan 834 juta ton karbondioksida dengan usaha sendiri sampai dengan 41 persen atau setara dengan 1.185 juta ton karbondioksida didukung upaya internasional yang memadai pada 2030 mendatang.
"Target NDC Indonesia sebesar 29 persen dapat tercapai melalui penurunan gas rumah kaca sebesar 17,2 persen pada sektor kehutanan, sektor energi 11 persen, sektor pertanian 0,32 persen, sektor industri 0,10 persen, dan sektor limbah 0,38 persen," pungkasnya.
Simak Video "Polri Buka Peluang Usut Temuan PPATK soal Aliran Duit Rp 1 T ke Politikus"
[Gambas:Video 20detik]
(BIR/gsp)