Babi Mati Mendadak di Kupang Bertambah Jadi 73 Ekor

Babi Mati Mendadak di Kupang Bertambah Jadi 73 Ekor

Yufen Ernesto - detikBali
Minggu, 22 Jan 2023 13:27 WIB
close up of a pigs face on a truck, behind bars
Ilustrasi babi (Foto: Getty Images/iStockphoto/pidjoe)
Kupang -

Jumlah ternak babi mati mendadak milik warga di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini sudah mencapai 73 ekor. Jumlah tersebut bertambah dari yang sebelumnya hanya 48 ekor babi pada Rabu (18/1/2023).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Yosep Paulus belum bisa memastikan penyebab kematian puluhan ekor babi tersebut. Sejauh ini, sudah ada enam kecamatan di Kupang yang melaporkan adanya babi mati mendadak.

"Kami belum bisa pastikan apakah itu karena ASF (demam babi Afrika) atau hog cholera (kolera babi)," kata Yosep saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (22/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yosep merinci enam kecamatan di wilayah Kabupaten Kupang yang melaporkan kematian babi secara mendadak antara lain Kecamatan Kupang Timur sebanyak 26 ekor, Kupang Tengah (32 ekor), Kupang Barat (3 ekor), Semau (1 ekor), Takari (5 ekor), dan Nekamese (6 ekor).

"Angka kematian ternak babi paling banyak itu di Kecamatan Kupang Tengah dan disusul oleh Kecamatan Kupang Timur," kata Yosep.

ADVERTISEMENT

Yosep mengatakan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang telah mengeluarkan imbauan pada 12 Januari 2023. Imbauan tersebut meminta para peternak untuk menerapkan biosecurity yang ketat.

"Imbauan dari Dinas Peternakan kami udah edarkan melalui radio kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kupang agar waspada dengan menerapkan biosecurity yang ketat," pungkasnya.

Sebagai informasi, wilayah NTT dibayangi ancaman African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Sudah ratusan babi mati mendadak di sejumlah wilayah di NTT. Selain Kupang, wilayah lainnya yang melaporkan terjadinya babi mati mendadak yaitu Flores Timur, Sikka, dan Ende.

Virolog Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang Andrijanto Hauferson Angi sebelumnya mengungkapkan ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis. Oleh karena itu, daging babi yang terjangkit ASF masih tetap aman dikonsumsi oleh mereka yang biasa mengonsumsinya.

Menurut Angi hasil penelitian menunjukkan Kota Kupang dan Kabupaten Kupang belum bebas dari ASF. Demam babi akan meningkat jika kondisi lingkungan mendukung seperti saat ini. "Dari 138 sampel darah ternak babi di kota dan kabupaten Kupang, sebanyak 77 sampel positif ASF," tutur Andrijanto, Rabu (18/1/2023).




(iws/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads