Kupang -
Caesar Hendrik Meo Tnunay alias Nono adalah 'bocah ajaib' asal Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di usianya yang baru 7 tahun, dia meraih prestasi luar biasa: juara dunia matematika. Berikut fakta-fakta menarik tentang Nono.
1. Juara Dunia Matematika
Nono tercatat sebagai siswa kelas dua SD Inpres Buraen II Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Bocah kelahiran 2 April 2015 itu baru saja menyabet juara pertama kompetisi matematika tingkat internasional atau tepatnya International Abacus World Competition 2022. Kompetisi itu diadakan oleh International Abacus Brain Gym.
Ia berhasil menyingkirkan 7 ribu peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat mengikuti kompetisi yang berlangsung online tersebut Nono berhasil menyelesaikan 15.201 file. Diketahui dalam 1 file terdapat 10 soal, sehingga total soal yang berhasil dikerjakan Nono dalam jangka waktu satu tahun ialah sebanyak 152.010 soal. Soal-soal tersebut diujikan secara virtual dan listening dalam bahasa Inggris.
2. Pintar Sejak Bayi
Sejak kecil, Nono dikenal super aktif. Meski ia gemar bermain dengan teman-temannya, namun Nono juga suka belajar, membaca, dan menulis.
"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini, bermain dengan teman-teman," ungkap Nuryati kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).
Tanda-tanda Nono anak yang pintar sudah nampak sejak bayi. Bahkan Nono sudah bisa berbicara lancar saat usia satu tahun.Saat berusia lima tahun dan duduk di Paud Tunas Belia, ia sudah bisa membaca. Bahkan, ia mengikuti kursus bahasa Inggris setiap pekan.
"Dia ini baru usia satu tahun sudah aktif berbicara. Saat masuk Paud dia sangat pintar. Bahkan, minta untuk ikut kursus bahasa Inggris," cerita Nuryati.
Sebetulnya, kata Nuryati, kondisi ekonomi yang pas-pasan, bahkan tak stabil membuatnya sulit memberi pendidikan lebih kepada Nono. Tetapi, kemauan Nono keras.
"Rasa ingin tahu Nono sangat tinggi. Jadi, dia paksa kami harus ikut kursus. Beli buku bacaan. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup," pungkas Nuryati.
Siapa idola Nono? Ada di halaman berikutnya
Nono memang unik. Saat teman-teman seusianya biasanya lebih tertarik dan mengidolakan tokoh-tokoh kartun, Nono sudah menyukai buku-buku fisikawan Yohanes Surya. Nuryati menuturkan sejak bisa membaca di usia 5 tahun buah hatinya gemar membaca buku matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA).
"Waktu itu dia ambil salah satu buku kelas 3 SD untuk membaca dan di buku itu ada fotonya Pak Yohanes Surya," kata Nuryati.
3. Dari Keluarga Sederhana
Nono lahir di Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, NTT, pada 2 April 2015. Orang tuanya bernama Raflim Meo Tnunai dan Nuryati Seran. Sang ayah bekerja serabutan, dulunya kuli atau tukang bangunan. Sedangkan sang ibu merupakan guru dengan status kontrak.
Pekerjaan kedua orang tua Nono cukup menggambarkan kesederhanaan keluarga mereka.
Foto: Nono saat berada di lapangan bersama teman-temannya di Sekolah Dasar Inpres 2, Amarasi Selatan, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (19/1/2023). (Yufen Ernesto/detikBali) |
Nono pun anak yang mandiri. Dia terbiasa berjalan kaki ke sekolah. Padahal jaraknya cukup jauh, sekitar tiga kilometer.
Sesekali Nono juga diantar oleh ayahnya dengan motor. "Setiap hari saya jalan kaki saja dan kalau bapak tidak sibuk, kadang diantar dengan motor," kata Nono kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).
Ayah Nono, Raflim Meo Tnunai, menuturkan buah hatinya itu mandiri dan disiplin. Siswa kelas 2 SD itu memiliki rasa ingin tahu dan suka membantu kawan-kawannya.
"Nono itu sangat mandiri dan disiplin meski dia anak bungsu," ujar Raflim.
4. Idolakan Elon Musk
Nono juga memiliki idola yang tak biasa dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Dia mengaku mengidolakan miliarder dan raja mobil listrik Elon Musk.
"Saya ingin seperti Elon Musk. Dia sangat luar biasa," tutur Nono didampingi teman-temannya kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).
Nono mengidolakan CEO Tesla tersebut karena terkesan dengan berbagai teknologi yang dikembangkannya. Nono pun ingin suatu hari bisa menciptakan teknologi baru untuk membantu masyarakat kecil di lingkungannya.
"Dia sangat luar biasa bisa ciptakan alat transportasi tercepat. Kalau saya yang bisa seperti itu, masyarakat di sekitar sini saya bisa bantu, termasuk saya punya teman-teman sekolah," kata Nono disambut tepuk tangan dari teman sekelasnya.
Nono ungkap cita-cita di halaman selanjutnya
Selain gemar belajar matematika, Nono kerap mengisi waktu luangnya untuk menonton film. "Kalau saya selesai belajar pasti nonton film, tapi saya izin di bapak dulu soalnya bapak terlalu tertib dan disiplin," imbuhnya.
5. Ingin Jadi Tentara
Meski mengidolakan Elon Musk, tapi jadi miliarder rupanya bukan cita-cita utama Nono. Dia lebih ingin menjadi prajurit TNI.
"Saya bercita-cita jadi TNI, jadi prajurit untuk selamatkan banyak orang," kata Nono kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).
Nono mengaku terinspirasi menjadi seorang tentara karena kedisiplinannya. Nono berceloteh dirinya ingin membela Indonesia dari ancaman perang.
"TNI itu sangat disiplin, apalagi saya ini sudah disiplin waktu," kata Nono bersemangat.
6. Jadi Tutor Siswa Kelas 3-6
Kemampuan Nono dalam berhitung membuatnya kerap menjadi tutor bagi teman-teman sekolahnya. Bahkan yang usianya jauh di atas Nono.
Foto: Caesar Archangels alias Nono menjadi juara matematika dunia setelah menyingkirkan 7.000 peserta lainnya dari berbagai dunia. (Yufen Ernesto/detikBali) |
Nono duduk di kelas dua. Tapi ia dipercaya kepala sekolah untuk menjadi tutor bagi siswa kelas tiga hingga enam.
"Mulai Nono juara dunia, saya langsung jadikan dia sebagai tutor," kata Kepala SD Inpres Buraen II Petrus Kase kepada detikBali, Kamis (19/1/2023).