Sebanyak 105 penyuluh pertanian di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur dikerahkan ke sawah-sawah warga untuk memantau dan identifikasi hama dan penyakit yang menyerang padi. Mereka dikerahkan karena saat ini adalah musim hama dan penyakit menyerang tanaman.
"Semua penyuluh di Kabupaten Manggarai Barat saya sudah perintahkan untuk melakukan identifikasi, karena ini musimnya," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu di Labuan Bajo, Sabtu (14/1/2023).
Dalam dua hari terakhir sejumlah penyuluh sudah turun ke lahan sawah di Lembor dan Boleng setelah adanya informasi serangan walangsangit dan hama putih di sana. Demikian juga di daerah Walang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkait serangan hama dan penyakit itu sudah perintahkan petugas turun, sebagian besar sudah di Lembor, kemudian ada yang di Boleng. Untuk yang di Walang ini mereka pasti akan memantau itu," ujar Laurens.
Laurens mengaku segera menyalurkan bantuan pestisida setelah mendapat laporan dari penyuluh maupun klinik konsultasi pengendalian hama dan penyakit. Bantuan pestisida akan diberikan sesuai dengan jenis hama dan penyakitnya.
"Dalam 1x24 jam kami tuntaskan, begitu laporannya datang, orang yang datang pulangnya bawa pestisida," tegasnya.
Ia mengungkapkan, luas lahan sawah di Manggararai Barat berdasarkan hasil pemetaan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah 16.824 hektare. Produtivitas panen lahan pertanian tersebut rata-rata 5,5 - 5,8 ton per hektare. "Masih ada peluang kami pacu sampai enam ton," kata Laurens.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu. (Foto: Ambrosius Ardin/detikBali)
(iws/gsp)