Berdasarkan arsip pemberitaan detikBali pada 19 Juli 2022, proyek kereta gantung Rinjani semula disebut hanya menelan anggaran Rp 600 miliar. Namun, nilai investasi itu bertambah karena proyek tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas resort dan penataan kawasan.
Simak fakta-fakta proyek ambisius Pemprov NTB terkait pembangunan kereta gantung Rinjani berikut ini:
Terkoneksi dengan Resort
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan kereta gantung Rinjani bakal menjadikan Lombok sebagai pusat pariwisata dunia. Lintasan kereta gantung yang hendak dibangun itu memiliki panjang 10 kilometer.
Kereta gantung Rinjani nantinya akan terkoneksi dengan berbagai fasilitas pariwisata. Sesuai rencana, akan dibangun pula dua unit resort di sekitar kawasan tersebut.
"Jadi tidak hanya kereta gantung yang dibangun. Jadi di sekitar kawasan nanti akan terbangun sejumlah prasarana pariwisata lainnya yang akan terkoneksi resort dan sebagainya," kata Zul, Minggu (18/12/2022).
Klaim Lindungi Hutan di Rinjani
Di sisi lain, Zul enggan menjelaskan soal analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) terkait pembangunan kereta gantung Rinjani. Ia berjanji, proyek ambisius itu tidak akan mengorbankan kawasan hutan lindung di kaki Gunung Rinjani.
"Ini kan akan memberikan kemudahan para wisatawan. Nanti yang lanjut usia yang ingin menikmati keindahan alam Gunung Rinjani bisa juga setelah menikmati event internasional kita," jelasnya.
Menurut Zul, keberadaan kereta gantung Rinjani akan menjadi alternatif wisatawan saat hendak menikmati keindahan bukit-bukit di kawasan Rinjani. Ia menilai, adanya protes dari warga terkait program pembangunan adalah hal biasa.
"Jika ada yang protes ini itu kan wajar karena ada miskomunikasi saja. Untuk porter (jasa angkut barang pendakian) tetap ada juga. Kita akan coba upgrade pengetahuan porter," katanya.
Klaim Serap Lapangan Pekerjaan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Mohammad Rum sebelumnya mengklaim pembangunan kereta gantung Rinjani juga bakal menyerap banyak lapangan pekerjaan jika proyek tersebut rampung.
"Jadi Pemda sendiri yang akan mengendalikan itu nanti," kata Rum, 19 Juli 2022.
Ia membantah tudingan bahwa proyek kereta gantung akan menghilangkan pekerjaan porter (jasa angkutan barang) di Gunung Rinjani. Menurutnya, tenaga porter justru paling banyak dibutuhkan saat proyek kereta gantung ini rampung.
"Karena orang berkunjung ke Rinjani makin banyak. Akan turun di perbatasan TNGR kan. Nah di sana porter akan menyambut pendaki yang naik kereta gantung ini. Porter akan panen nanti, malah porter paling banyak dibutuhkan setelah kereta gantung ini jadi," pungkasnya.
Dikritisi Walhi
Juli lalu, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Provinsi NTB meminta Pemprov melakukan kajian dampak kebencanaan terkait rencana pembangunan kereta gantung Rinjani. Walhi berharap, proyek yang menelan biaya anggaran Rp 2,2 triliun itu tidak hanya dipandang dari segi bisnis dan ekonomi.
Direktur Walhi NTB Amri Nuryadin juga menanggapi klaim Pemprov yang menyebut bahwa proyek kereta gantung itu tidak merusak hutan. Ia menekankan, proses izin dan kajian feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED) harus dilihat secara komprehensif.
"Karena yang terdampak ini kan banyak. Jangan kemudian membangun dengan dalih perekonomian warga, padahal itu menjadi sumber bencana. Sudah banyak contohnya. Termasuk Sirkuit Motor Cross 459 Lantan. Itu akan sebabkan banjir ke Desa Lantan tanggal 13 Juli 2022 lalu," kata Amri kepada detikBali, Selasa (26/7/2022).
(iws/hsa)