Biawak komodo adalah salah satu daya tarik utama wisatawan mengunjungi Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Mangarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wisatawan datang ke TN Komodo ingin merasakan sensasi melihat Komodo dari dekat.
Ada empat fase dalam siklus hidup Komodo, yakni fase telur, tetasan, anakan, hingga dewasa. Komodo dapat menghasilkan telur 24-38 butir. Menariknya, komodo juga kerap berkelahi saat musim kawin.
"Sekali bertelur 24 butir. Menetas semua, 15 persen yang hidup," ungkap Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Komodo, Dwi Putro Sugiarto, di Labuan Bajo belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, komodo betina biasanya meletakkan telurnya di dalam sarang sekitar bulan Agustus atau September, dan menetas sekitar Februari hingga April. Komodo betina mengerami telurnya selama kurang lebih tujuh bulan. Komodo betina selalu menjaga sarangnya.
Musim kawin komodo berlangsung pada Juni-Agustus. Selama musim kawin ini, komodo jantan dewasa dapat menjelajah hingga tiga kali lebih jauh dari jarak biasanya demi mencari betina. Sementara itu, komodo betina akan menggali sarang untuk bertelur yang umumnya dilakukan pada Agustus.
Uniknya, proses menyiapkan sarang itu juga merupakan kompetisi tersendiri di antara komodo betina. Hal ini menyebabkan tidak setiap tahun komodo betina dapat bersarang. Komodo betina yang berhasil membuat sarang akan selalu menjaga sarangnya hingga Desember.
Bertelur serta menyiapkan dan menjaga sarang bukanlah tugas yang mudah. Selama melakukan tugas ini, komodo betina seringkali kesulitan untuk pergi berburu sehingga mengakibatkan ia menjadi sangat kurus setelah aktivitas reproduksi ini.
Sejumlah komodo betina biasanya memanfaatkan gundukan tanah yang dibuat burung Gosong sebagai sarangnya. Sarang tipe gundukan paling banyak digunakan hewan purba ini untuk bertelur, mencapai 60 persen dari keseluruhan sarang. Komodo juga membuat sarang bukit (25 persen), dan sarang tanah (15 persen).
Burung Gosong awalnya membuat gundukan itu untuk sarang bertelurnya sendiri. Namun, gundukan yang itu kerap digunakan Komodo untuk menjadi sarangnya setelah burung itu pergi.
"Yang bikin gundukan itu burung gosong Ketika Komodo lihat gundukan, burung itu pergi, dia gali-gali sedikit untuk letakkan telurnya," ujar Dwi.
![]() |
Panjat Pohon Setelah Menetas
Dikutip dari buku Panduan Lapangan Biawak Komodo, komodo berwarna relatif cerah dengan kombinasi hitam bercampur aksen kuning dan jingga ketika baru menetas. Panjang tubuh tetasan komodo sekitar 40 cm dengan berat rata-rata 100 gram.
Segera setelah menetas, tetasan komodo akan memanjat pohon terdekat yang ada di sekitar sarangnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari pemangsa, termasuk komodo lain yang lebih besar.
Sampai usia satu tahun, tetasan komodo hidup di pohon dengan memakan serangga, kadal kecil, dan telur burung. Setelahnya mereka akan mulai turun untuk menjelajah permukaan tanah dan mulai mencari makanan yang lebih besar seperti telur ayam, telur burung gosong, ular dan mamalia kecil.
Terkadang mereka masih memanjat pohon untuk menghindari pemangsa. Saat badannya sudah mencapai 20 kg, mereka mulai hidup di tanah sepenuhnya dan menggunakan strategi "menunggu dan menyergap" untuk memburu mangsanya.
Hewan Soliter
Komodo merupakan hewan soliter (penyendiri), jarang sekali mereka ditemukan hidup berkelompok. Komodo dewasa dengan berat badan setidaknya 20 kg dan kondisi siap kawin (subur) biasanya tinggal di daerah lembah tanpa berinteraksi satu sama lain, kecuali saat memburu mangsa dan saat musim kawin, yakni saat sesama pejantan dewasa berkelahi untuk memperebutkan betina atau area berbiaknya.
Komodo adalah predator puncak dalam rantai makanan sehingga ukuran tubuh yang besar menjadi hal yang penting. Mereka adalah satwa pemakan daging yang bisa memakan mangsa dengan berbagai ukuran, mulai dari serangga, telur, reptil, burung, babi hutan, rusa, kuda hingga kerbau. Bahkan terkadang juga memangsa sesama komodo.
Komodo dewasa berburu dengan strategi menunggu di balik semak dan menyerap saat mangsa lewat. Meski sering kali gagal, mangsa yang berhasil tergigit Komodo dalam hitungan hari akan mati akibat luka dan infeksi dari bakteri yang terkandung di air liur Komodo. Buruan besar seperti kerbau biasanya dimakan oleh beberapa ekor komodo hingga habis tak tersisa.
(iws/hsa)