Peluang curah hujan di sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) jelang akhir tahun terpantau masih tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi NTB memprediksi, curah hujan tinggi bakal terjadi selama 10 hari ke depan.
Hal itu dikarenakan masih dipengaruhi oleh kondisi La-Nina dan Sea Surface Temperature (SST) sekitar wilayah NTB yang masih hangat. Enam daerah di NTB berada di level waspada.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi NTB Restu mengatakan kondisi cuaca akhir tahun memasuki periode Desember, Januari dan Februari merupakan puncak musim hujan di wilayah NTB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaran curah hujan di Lombok sudah merata, tapi intensitasnya berbeda di setiap daerahnya," kata Restu, Selasa (22/11/2022).
Sesuai hasil monitoring terakhir pada tangal 20 November kemarin ujar Restu curah hujan tertinggi terjadi di pulau Lombok di wilayah Lombok Tengah bagian utara.
Bahkan dari data BMKG dua daerah di dua Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Narmada dan Kecamatan Batukliang dan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah berada di lever siaga.
Di sisi lain, enam kabupaten kota di NTB berada di level waspada. Baik di Kecamatan Dompu, Kabupaten Bima, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Lombok Utara.
Untuk daerah masuk level waspada di Kabupaten Dompu sendiri tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Dompu, Huu, dan Kecamatan Pao.
Sama halnya dengan di Kabupaten Bima juga tersebar di tiga kecamatan yakni Madapangga, Parado, dan Kecamatan Woha.
"Di Lombok Barat ada dua kecamatan masuk waspada di Gunungsari dan Lingsar. Untuk di Kabupaten Lombok Tengah itu ada di Kecamatan Jonggat, Kopang, Praya, Praya Tengah, dan Pringgarata," kata Restu.
Khusus di Kabupaten Lombok Timur tersebar di Kec Kecamatan Aikmel, Kecamatan Montong Gading. Kecamatan Pringgasela, dan Kecamatan Terara. Sama halnya di Kabupaten Lombok Utara tersebar di Kecamatan Bayan, Kecamatan Gangga Kayangan, dan Kecamatan Tanjung.
"Kami menghimbau pada musim hujan 2022-2023 ini, masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal," kata Restu.
Dengan peluang kejadian intensitas hujan yang lebih tinggi dibandingkan biasanya, masyarakat juga dihimbau untuk perlu mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
(hsa/dpra)