Tiga bayi di bawah lima tahun (balita) dinyatakan meninggal dunia akibat menderita gagal ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI). Ketiga Balita tersebut sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah sebelumnya RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi NTB dr Nurhandini Eka Dewi mengatakan dari tiga balita tersebut belum masuk ke laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Pemda NTB. Meski begitu, dua dari tiga bayi sudah mengalami gejala ginjal akut misterius pada pertengahan bulan Agustus hingga September 2022 lalu.
"Ketiganya belum masuk ke SKDR kami. Karena semua pasien balita ini sempat dirawat RS Sanglah tapi berasal dari NTB," kata Eka Sabtu sore (22/10/2022) di Mataram.
Menurutnya, tiga balita yang meninggal karena gejala ginjal akut misterius ini satu berasal dari Kabupaten Lombok Barat dan dua di antaranya berasal dari Kabupaten Bima NTB.
"Kondisi anak sudah meninggal. Ada yang usianya 6 bulan, satu masih di bawah lima tahun dan ada satu lagi usianya 11 bulan," kata Eka.
Menurut Eka, ketiga balita yang meninggal dunia tersebut sempat mengalami gejala demam. Ketiga balita itu kemudian dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali.
11 Pasien Ginjal Akut Misterius di Bali meninggal
Dokter Spesialis Anak di RSUP Prof Ngoerah, dr I Gusti Ngurah Sanjaya Putra, Sp.A (k)., menyatakan sejak awal Agustus 2022 pihaknya menangani 17 pasien yang terserang gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI). Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 pasien meninggal dunia di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pasien tersebut datang ke RSUP dengan kondisi fungsi ginjal yang menurun atau laju filtrasi glomelurus berada di bawah 15 milimeter per menit. "5 pasien yang rata-rata usianya di atas 6 tahun sudah pulang dari RS. Sementara ini, 1 pasien yang usianya 17 tahun masih dirawat di sini," kata dr Sanjaya di RSUP Prof Ngoerah, Jumat (14/10/2022).
dr Sanjaya menjelaskan, kesehatan 5 pasien yang diperbolehkan pulang tersebut telah dievaluasi berkala. Kondisi mereka juga telah menunjukkan fungsi ginjal normal atau laju filtrasi glomelurus 90 milimeter per menit.
dr Sanjaya kemudian menjelaskan kondisi awal seseorang terserang AKI. Beberapa di antaranya tidak kencing dalam 24 jam, mengalami batuk, pilek, hingga diare. Adapun faktor yang membuat fungsi ginjal terganggu atau menurun antara lain kurangnya cairan, infeksi berat, gagal jantung hingga kurangnya albumin pada darah. Ia mengimbau para orang tua untuk lebih aware jika anaknya tidak rutin kencing dalam waktu 24 jam.
Menurut dr Sanjaya, penanganan pasien gangguan ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) tidak membutuhkan ruangan khusus. Sebab, penyakit tersebut bukanlah penyakit yang menular.
(nor/hsa)