Merawat Kain Tenun Khas Desa Kebon Ayu Lombok Barat

Hari Batik Nasional

Merawat Kain Tenun Khas Desa Kebon Ayu Lombok Barat

Ahmad Viqi - detikBali
Minggu, 02 Okt 2022 15:01 WIB
Proses pembuatan kain motif Kembang Komak di Desa Kebon Ayu Kecamatan Gerung Lombok Barat, Minggu (2/10/2022).
Proses pembuatan kain motif Kembang Komak di Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Minggu (2/10/2022). Foto: Ahmad Viqi
Lombok Barat -

Suara Gedongan (alat tenun) 'tak-tak' mulai terdengar saat pertama kali berdiri di depan rumah Inak Mahni (34) warga yang bermukim di Dusun Bakong, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB. Rupanya suara itu berasal dari kayu belida yang ditarik untuk merekatkan benang kain tenun khas desa setempat.

Mahni, bisa duduk selonjoran selama berjam-jam di depan teras merajut benang dengan ditarik oleh kayu belida menjadi sebuah kain tenun. Kain-kain tenun yang dibuat Inak Mahni pun memiliki beragam motif. Salah satunya motif Kembang Komak (bunga kara dari pohon asam).

Filosofi Tenun Kembang Komak

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pengusaha kain tenun khas Desa Kebon, Ayu Ernawati (38) mengatakan, kain-kain tenun dengan motif Kembang Komak menjadi salah satu motif yang sangat kental sejarah. Awal mula pembuatan kain motif Kembang Komak sendiri untuk keperluan selimut.

Kain Kembang Komak dipercaya bisa menghangatkan badan warga setempat kala musim hujan dan musim dingin tiba.

ADVERTISEMENT

"Kembang komak itu kan tanda musim dingin datang. Karena kata orang tua dulu pas kembang komak itu jatuh, sudah mulai masuk musim gugur karena cuacanya dingin. Jadi kain ini jadi selimut warga," kata Ernawati saat ditemui di Desa Kebon Ayu, Minggu (2/10/2022).

Corak motif Kembang Komak sendiri cukup sederhana. Motif kain tenun khas Lombok Barat ini dibuat dalam bentuk corak kotak-kotak. Corak kotak-kotak itu pun menurut warga setempat diibaratkan seperti bunga Kara yang gugur kala musim kemarau tiba.

"Kan biasanya musim dingin itu bukan saat musim hujan saja. Terkadang kan suhu dingin itu tidak di musim hujan. Kadang saat musim gugur juga. Itu cuacanya dingin," kata Erna.

Filosofi penggunaan corak kotak-kotak itu juga ditandai dengan keluarnya sinar matahari yang mampu menggugurkan bunga-bunga pohon asam. Biasanya saat bunga pohon asam berguguran, saat itu juga suhu akan terasa lebih dingin di Desa Kebon Ayu.

"Itulah alasan kenapa motif Kembang Komak itu dibuat oleh para orang tua kita terdahulu. Jadi awalnya bukan untuk dijual kan, tapi untuk dipakai saat musim dingin datang," kata Erna.

Proses pembuatan dan harga tenun khas Desa Kebon Ayu klik halaman selanjutnya

Proses dan Waktu Pembuatan Tenun Kembang Komak

Untuk masa pembuatan motif Kembang Komak sendiri membutuhkan waktu paling singkat dua minggu. Bahkan bisa lebih dari itu. Pasalnya pembuatan motif Kembang Komak sendiri harus disesuaikan dengan warna benang yang disusun menggunakan Gedongan.

Motif Kembang Komak sendiri sebut Erna merupakan kain tenun khas leluhur di Desa Kebon Ayu. Motif Kembang Komak sejauh ini mulai masif dibuat oleh ratusan penenun yang bermukim di tujuh dusun di Desa Kebon Ayu.

"Motif ini warisan dari orang tua kita dan hampir punah. Makanya kita hidupkan kembali dengan warna yang lebih keren. Ada warna alami dan pewarna buatan. Beberapa penenun muda kita bina agar bisa meneruskan pembuatan kain khas leluhur ini," katanya.

Saat ini dari 100 orang penenun yang aktif membuat kain tenun di Desa Kebon Ayu sendiri mulai mengembangkan proses pewarnaan benang menggunakan bahan dasar organik. Baik dari dari daun palem, mangga, dan daun singgepur.

"Harga untuk warna alami itu akan lebih mahal karena warnanya akan tahan lama. Warnanya juga lebih alami, biasanya itulah yang dicari oleh pembeli dari luar Lombok," katanya.

Motif Tenun Lainnya di Desa Kebon Ayu

Kain Tenun Khas Desa Kebon Ayu Lombok BaratKain Tenun Khas Desa Kebon Ayu Lombok Barat Foto: Ahmad Viqi

Selain motif Kembang Komak, ada beberapa jenis motif juga yang khas di Desa Kebon Ayu. Salah satunya motif Ragi-Ragian dan Kemaluk. Motif ragi-ragian biasanya digunakan warga saat prosesi adat nyongkolan dan ritual melak Tangkel (padam api) pasca begawe (acara nikahan).

Sedangkan motif Kemaluk ialah motif campuran dari sisa benang kain tenun.

"Untuk kain ragi-ragian itu biasanya dipakai untuk ritual Melak Tangkel. Kalau ada pengantin yang nikah selesai nyongkolah biasa dipakai kain ragi-ragian," kata Erna.

Harga Tenun Khas Desa Kebon Ayu

Untuk harga kain tenun khas Desa Kebon Ayu sendiri capai Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu. Harga itu sudah sesuai dengan tingkat kesulitan proses pembuatan kain.

Meski demikian, kain-kain khas Desa Kebon Ayu sendiri belum banyak dipasarkan ke luar daerah.

"Belum banyak, biasanya akan dijual sesuai pesanan saja. Inshaallah nanti akan mulai dipasarkan setelah pembangunan showroom tenun di Balai Desa," pungkas Erna.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Polisi Ungkap Modus Korupsi Mesin Tenun Fiktif Disdagin Sukabumi"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/iws)

Hide Ads