Dewan Mataram Minta Siswa SDN Model dan SMPN 14 Diperlakukan Sama

Perusakan SDN Model

Dewan Mataram Minta Siswa SDN Model dan SMPN 14 Diperlakukan Sama

Ahmad Viqi - detikBali
Sabtu, 03 Sep 2022 18:14 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Persatuan Indonesia (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Nyayu Ernawati, Sabtu (3/9/2022).
Foto: Ketua Fraksi Partai Demokrasi Persatuan Indonesia (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Nyayu Ernawati, Sabtu (3/9/2022). (Ahmad Viqi/detikBali)
Mataram -

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Persatuan Indonesia (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mataram, Nyayu Ernawati meminta agar siswa yang belajar di SDN Model Mataram dan SMPN 14 Mataram tidak dibeda-bedakan. Pasalnya isu soal perbedaan mulai mencuat di tengah masyarakat.

Hal itu pun disinyalir kuat menjadi pemicu aksi perusakan sekat ruang kelas SDN Model yang dilakukan oleh puluhan siswa SMPN 14 Mataram, Jumat (2/9/2022) kemarin.

"Ini ada (isu) perbedaan yang merasa dibedakan, mungkin ya. Karena dengan adanya pembatas tadi. Sekarang bagaimana (guru-guru) membuat mereka merasa sama atau disamakan seperti itu," kata Nyanyu kepada detikBali, Sabtu (3/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia pun meminta agar sekat ruang kelas SDN Model Mataram untuk dibuka sebelum pindah ke Universitas Terbuka Mataram.

"Sekarang bagaimana agar bergabung jadi satu. Bagaimana anak-anak yang (dianggap) berbeda. Digabung, karena semua anak-anak ini baik," kata Nyanyu.

Dia pun meminta kepada Pemerintah Kota Mataram untuk menyatukan area bergaul anak yang belajar di SMP dan SDN tersebut.

"Agar proses belajar berjalan dengan baik. Jadi kami minta upacara atau Imtaq itu biar bersama-sama," katanya.

Meski begitu, pada rapat terakhir pembahasan proses pemindahan SDN Model Mataram ini, DPRD kota Mataram sudah melakukan intervensi anggaran untuk proses pemindahan ruang belajar SDN Model tersebut.

"Kita akan intervensi anggaran pada APBD perubahan untuk disegerakan. Bagaimana menyiapkan ruang belajar dan keperluan lainnya di Universitas Terbuka Mataram," kata Nyanyu.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Yusuf mengatakan bahwa semua guru sudah di briefing untuk meredam isu yang mencuat soal latar belakang kedua siswa. Baik di SMPN 14 dan SDN Model.

"Kami minta isu itu jangan ditonjolkan. Jangan sampai ada yang mengatakan saya berasal dari keluarga kurang mampu. Sesungguhnya ini tidak ada masalah bagi saya. Saya juga dulu dari keluarga kurang mampu," kata Yusuf.

Dia pun meminta agar para guru di kedua sekolah bisa menangani anak didiknya dengan baik. Selain itu, pihak guru juga diminta agar semua isu terkait latar belakang anak untuk tidak dipermasalahkan.

"Kami sudah sampaikan ke guru untuk jangan cari pembenaran di atas pembenaran. Mari kita introspeksi membenahi diri. Apakah kita sudah mengajar dengan baik atau tidak. Karena anak ini cerminan dari guru. Anak anak bertindak seperti ini termasuk kegagalan guru," kata Yusuf.

Yusuf pun membantah adanya dugaan provokasi yang dilakukan oknum guru di SMPN 14 Mataram sehingga anak-anak melakukan aksi perusakan sekat ruang kelas SDN Model.

"Dugaan provokasi itu saya kira tidak ya. Ini ada miskomunikasi. Kedua kepala sekolah sudah meminta maaf. Ada yang tidak menyampaikan kalau (orang tua wali SDN Model) jangan anak di antar ke dalam halaman SMPN 14," katanya.

Dari pantauan detikBali, proses belajar mengajar di SMPN 14 Mataram memang mengalami kekurangan ruang belajar. Hal itu dikarenakan dua bangunan ruang belajar digunakan oleh SDN Model Mataram.

Sehingga, lima kelas untuk siswa yang duduk di bangku kelas VII terpaksa belajar lesehan di depan halaman sekolah dengan atap spandek.




(kws/kws)

Hide Ads