Harga kebutuhan pokok, salah satunya telur mengalami kenaikan lumayan tinggi, yaitu mencapai Rp 65 ribu per tray. Inflasi Nusa Tenggara Barat (NTB) diketahui mencapai 6,58 persen.
Kepala Biro Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat Wirajaya Kusuma membeberkan data laju inflasi kuartal ketiga di NTB memasuki awal bulan September 2022. Data inflasi ini melebihi angka data inflasi nasional yang masih bertengger di angka 4,9 persen.
"Ini belum capai angka yang mengkhawatirkan ya, masih di angka 6,58 persen. Memang laju ini akan terus meningkat. Sesuai hasil rapat kemarin bersama nasional dipimpin Mendagri, ternyata bukan hanya Indonesia yang meningkat ya," kata Wirajaya, Rabu (31/8/2022), di Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wirajaya, langkah provinsi bersama sepuluh kabupaten/kota di Provinsi NTB dalam menekan laju inflasi, yaitu dengan menerapkan pasar murah di tiap-tiap daerah. Selain itu, seluruh pemerintah daerah di NTB diminta menggelar operasi pasar murah (OPM) di masing-masing pasar tradisional di NTB.
"Kami sudah meminta kepada tim pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk mengendalikan kebutuhan pangan strategis yang berpengaruh terhadap peningkatan inflasi. Seperti telur, minyak, cabai dan gula," kata Wirajaya.
Saat ini pemerintah NTB juga telah melakukan monitor pengawasan harga bahan pokok di masing-masing distributor di Kota Mataram. Selain itu, seluruh kepala daerah di NTB juga diminta melakukan hal yang sama untuk memastikan harga sembako di tengah meningkatnya laju inflasi di NTB.
"Kami juga minta melakukan OPM, baik di tingkat kecamatan, karena kami tahu sumber daya terbatas. OPD terkait juga kami minta secara massif mengawal kenaikan harga yang tinggi ini," kata Wirajaya.
Harga Telur Melonjak
Wirajaya mengatakan, harga telur di NTB menyentuh angka Rp 28 ribu per kilogram. Harga telur yang masih melambung tersebut disinyalir akibat harga pakan yang masih terlalu tinggi.
"Harga ini meningkat karena harga produksi pakan yang cukup tinggi. Jadi harga produksi telur itu disesuaikan dengan pasokan pakan yang ada ke NTB," katanya.
Terpisah, salah satu pedagang kaki lima di Mataram, Sumiati (30), asal Desa Dopang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, mengatakan harga telur di pasar tradisional mencapai Rp 65 ribu per tray (isi 30 butir).
"Biasanya harga per tray itu Rp 45 ribu. Harga ini terus naik setelah Lebaran Idul Adha itu," kata Sumiati.
Untuk harga cabai per kilogram di pasar tradisional Kota Mataram capai Rp 25 ribu. Harga minyak goreng capai Rp 16 ribu per kilogram, sedangkan harga tomat Rp 5 ribu per kilogram.
"Hanya telur yang terus naik. Harga gula pasir masih di angka Rp 15 ribu per kilogram," pungkasnya.
Daftar Harga Bahan Pokok di Pasar Induk Mandalika Kota Mataram
1. Telur Broiler Rp 2.000 per butir
2. Telur Ayam Kampung Rp 2.500 per butir
3. Gula Pasir Rp 14.000 per kilogram
4. Minyak Curah Rp 14.000 per kilogram
5. Tomat Rp 3.000 per kilogram
6. Cabai Rawit Rp 25.000 per kilogram
7. Bawang Merah Lokal Rp 45.000 per kilogram
8. Bawang Merah Impor Rp 19.000 per kilogram
9. Daging Ayam Rp 40.000 per kilogram
(irb/irb)