Korban pemerkosaan oleh sembilan pemuda di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengaku diajak jalan-jalan oleh salah satu pelaku AL (18). Ia kemudian dibawa ke rumah kosong dan diperkosa secara bergilir.
Kasatreskrim Polres Bima, Iptu Masdidi menjelaskan kronologi kejadian pemerkosaan yang menimpa siswi 15 tahun asal Kecamatan Monta tersebut. Korban diketahui mengenal pelaku AL di Facebook pada tahun 2021.
"Antara pelaku AL dan korban kenal di Facebook pada tahun 2021 dan chatting lewat Messenger," ungkap Kasatreskrim Polres Bima, Iptu Masdidi pada detikBali, Kamis (4/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam keterangannya pada polisi, korban mengaku sudah jarang berkomunikasi dengan pelaku AL. Namun, tiba-tiba dihubungi kembali oleh pelaku untuk diajak bertemu dan jalan-jalan saat kegiatan MTQ di salah satu desa Kecamatan Monta.
"Tidak diketahui apakah mereka punya hubungan atau menjalin hubungan pacaran. Cuma mereka kembali berkomunikasi pada malam MTQ itu, dan bertemu lalu diajak jalan-jalan," jelasnya.
Pada saat diajak jalan-jalan menggunakan sepeda motor, pelaku AL berhenti di sebuah rumah kosong. Di situ korban ditarik secara paksa untuk masuk ke dalam rumah. Korban sempat menolak dan berteriak, tapi tidak berdaya ketika mulutnya disumpal pakai tangan.
"Saat kejadian, korban diajak keluar oleh AL, boncengan pakai motor. Lalu berhenti di salah satu rumah kosong, korban diajak masuk tapi tidak mau, lalu ditarik paksa tangannya, korban sempat teriak tapi mulutnya disumpal pakai tangan sehingga tidak berdaya," tuturnya.
Usai melancarkan aksinya, AL kemudian keluar dari rumah tersebut. Kemudian pelaku lainnya yang tak diketahui datang dari mana, masuk secara bergiliran menggagahi korban.
"Setelah AL selesai, tiga-tiba pelaku lain masuk dan memperkosa korban. Ada dugaan mereka ini berencana, karena korban mengaku diperkosa secara bergiliran. Setelah kejadian, korban merasa trauma," tutur Masdidi.
Sejak dilaporkan pada Selasa (2/8/2022) lalu, polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan korban. Hingga kini polisi masih melakukan pencarian terhadap keberadaan para pelaku.
"Pada saat menerima laporan kami langsung menyarankan korban untuk visum. Sudah dua hari dilakukan pencarian, kalau saksi dan korban sudah kami lakukan pemeriksaan dan memang ada beberapa pelaku yang dikenali oleh korban, yang lain tidak dikenal," ujarnya.
(irb/mud)