Puluhan keluarga terduga pelaku pencurian menyerbu Mapolres Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (22/7/2022). Mereka menggelar aksi demonstrasi dan mempertanyakan tindakan petugas yang menembak kaki terduga pelaku pencurian saat melakukan penangkapan.
Salah seorang keluarga korban, Haidir Diran menuturkan, terduga pelaku pencurian berinisial TA alias Gen (25) ditangkap di rumahnya yang berlokasi di Dusun Saneo III, Desa Saneo, Kecamatan Woja. Ia menyebut, TA bersikap kooperatif saat diamankan polisi.
"Saat penangkapan, pelaku kooperatif. Namun beberapa jam kemudian pelaku mengabarkan kepada keluarganya bahwa telah ditembak pada kakinya oleh tim yang menangkapnya yang berjumlah 7 orang," kata Haidir ketika berorasi di depan Mapolres Dompu Jumat (22/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar kabar itu, keluarga terduga pelaku pun tak terima. Mereka menilai petugas yang menangka terduga pelaku telah melakukan tindakan di luar standar operasional prosedur (SOP).
"Penanganan harus sesuai dengan SOP, tapi ini tidak menggunakan SOP. Tuntutan kami 7 orang tim ini harus di copot atau bahkan di pecat," tegas Haidir.
Sementara itu, Wakapolres Dompu, Kompol Abdi Maulidi menyebut pihaknya telah mendapatkan laporan pengaduan dari keluarga terduga pelaku pencurian terkait peristiwa itu. Abdi mengatakan, laporan keluarga terduga pelaku telah disampaikan ke pimpinan. Bahkan kini tengah dilakukan proses penyelidikan oleh Propam Polres.
"Setiap laporan kita proses dan sampaikan ke pimpinan. Sejauh ini belum ada laporan hasil pemeriksaan di Propam oleh Provos dan Paminal. Laporannya sesuai dengan tuntutan mereka tadi. Nanti kita akan lihat apakah benar atau tidaknya seperti itu, ini kita sambil berjalan," jelas Abdi.
Abdi menegaskan, dirinya tidak berani mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan anggotanya melanggar SOP. Kebenaran dari tindakan itu akan dibuktikan setelah hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Propam.
"Saya tidak berani katakan tindakan mereka langgar SOP atau tidak, nanti hasil pemeriksaan yang menentukan. Mereka (tim penangkapan) pasti memiliki dasar hukum, SOP penangkapan," tegasnya.
Pantauan detikBali, aksi demontrasi tersebut awalnya berjalan lancar. Mereka juga berorasi secara bergantian. Aksi mulai memanas ketika massa hendak membakar ban. Polisi yang berjaga melarang massa aksi untuk bakar ban. Beruntung aksi tersebut tak berlangsung lama setelah kedua belah pihak saling menarik diri.
(iws/iws)