Penemuan bangkai kapal di tengah Pantai Dedalpak, Desa Pohgading, Kecamatan Priganggaya, Lombok Timur, NTB pada sekitar akhir bulan Maret 2022 lalu bukanlah peninggalan kapal perang atau kapal dagang milik Belanda. Bangkai kapal tersebut diduga merupakan perahu dagang atau perahu untuk mancing yang berukuran besar.
Bangkai perahu itu memang disinyalir berusia puluhan tahun karam ditemukan di sekitar area bekas pengerukan pasir di Pantai Dedalpak, Desa Pohgading.
"Penemuan bangkai perahu itu kan bukan kapal. Itu sudah lama ada sekitar 3 bulan yang lalu muncul ujung belakang kapal di sana. Ini baru ribut dan viral. Awalnya kan tidak pernah dihiraukan sama warga sekitar," kata Kapolsek Pringgabaya, AKP Totok Suharyanto kepada detikBali, Selasa (19/7/2022) via telepon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya bangkai perahu itu bukanlah kapal perang atau kapal layar yang digunakan pada masa penjajahan Belanda. Kuat dugaan lanjut Totok, bangkai kapal itu merupakan kapal dagang yang mungkin alami bocor kemudian karam.
"Kalau kita lihat itu kan badan perahunya kayu-kayu semua itu. Kalau kapal kan besar. Ini kan kecil. Jadi ini saya tegaskan bukan kapal Belanda tapi perahu ini. Bisa perahu dagang atau perahu mancing," ujarnya.
Totok juga menegaskan bahwa tidak ada aksi penjarahan bangkai kapal selama ditemukan di Pantai Dedalpak, Desa Pohgading. Memang lanjut Totok, beberapa kayu bekas bangkai perahu berukuran besar itu ada yang terpisah dari badan kapal.
"Tidak ada penjarahan. Gimana mau dijarah orang bangkai kapal wong kayu bekas, kayu lapuk semua itu. Yang diambil itu karena serpihan ombak. Jadi ada kayu ke pinggir. Nah itu yang diambil warga," terangnya.
Meski ditemukan dan direncanakan menjadi objek wisata, polisi tetap memasang police line atau garis polisi di sekitar Pantai Dedalpak agar warga tidak mendekat ke bangkai perahu. Pemasangan police line tersebut lanjut Totok dikarenakan badan kapal yang terbuat dari kayu bisa berbahaya bagi masyarakat yang mendekat.
"Jadi di lokasi itu kan ada bekas galian pasir yang sudah abrasi. Agar tidak bahaya kami pasang pembatas. Kami minta agar informasi tidak terlalu dibesar-besarkan sajalah," katanya.
Garis polisi yang dipasang meliputi area pinggir Pantai Dedalpak, Desa Pohgading. Seluruh warga yang menonton bangkai perahu itu untuk tidak mendekat apalagi berenang ke perahu tersebut.
"Kalau pasirnya longsor, kita bisa jatuh kan. Jadi kami melakukan police line itu dalam arti itu mengingat gelombang besar. Masyarakat jangan berenang mengambil kayu kapal. Karena bahaya juga. Intinya jangan mendekat agar tidak terjadi korban jiwa," pungkasnya.
(kws/kws)