Meninggalnya ibu dan adik artis Ayu Anjani meninggalkan luka mendalam bagi keluarga. Ibu Jamiatun Widaningsih dan adiknya Anisa Fitria menjadi korban dalam tenggelamnya Kapal Wisata Tiana di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Selasa (28/6/2022).
Adik lain Ayu Anjani, Anne April yang menjadi korban selamat dalam insiden tersebut mengungkapkan kesaksiannya. Kejadian bermula pada pukul 03.00 WIB. Anne menjelaskan bahwa saat itu Anisa hendak tidur di kamarnya, namun diurungkan karena berisik suara mesin.
Anisa akhirnya memilih tidur dengan sang bunda yang berada di lantai bawah kapal. Saat itu pula Anne mengaku gelisah dan tidak bisa tidur dengan tenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Subuh-subuh setelah bikin susu buat anak, saya tiduran. Kok miring, terus sampai miring banget dan listrik mati," jelasnya lagi.
Tak berapa lama kemudian, air dengan cepat masuk ke dalam kapal.
"Antara dua sampai empat detik sudah sampai leher," beber Anne lagi.
Melihat air masuk, Anne langsung berteriak. Teriakan itu membuat penumpang lain dan saudaranya bangun.
"Adik saya yang punya kapal ini langsung buka pintu balkon. Kami terus dievakuasi," terangnya.
Sesaat setelah dievakuasi, Anne mendengar suara mirip ibunya. Ia mengaku tenang karena dirasa itu adalah ibunya. Tapi ternyata setelah disadari suara itu bukanlah dari ibu dan adiknya. Ia baru sadar ibu dan adiknya berada di bawah kapal.
Anne mengutarakan tidak bisa kembali ke kapal tersebut karena ada yang terluka di sekoci dan khawatir cuaca memburuk.
"Akhirnya kami ke Pulau Kambing, kalau kapal bocor pasti sudah tenggelam sampai sekarang," ucapnya lagi.
Sang Ibu Pilih Temani Adik Ayu Anjani
Menurut kesaksian Ayu Anjani, sang ibu memilih menemani adiknya yang terjebak di toilet karena pintu yang sudah tidak bisa dibuka lagi.
"Toilet nggak bisa dibuka pintunya karena sudah tertahan air masuk. Mamaku nggak tega ninggalin adekku. Kalo mamaku langsung tinggalin (adik-red) pasti selamat," ungkapnya kepada detikBali melalui pesan Instagram, Kamis (30/6/2022).
Ayu Anjani juga mengungkapkan bahwa sebenarnya ibu dan adiknya bisa berenang. Detik-detik kejadian menurutnya tidak ada ombak begitupun arus.
(nor/nor)