Kepolisian Resort Kota (Polresta) Bima melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait dugaan limbah tercecer di Perairan Amahami dan Lawata Kabupaten Bima, Kamis (28/4/2022).
Kapolres Bima Kota AKBP Henry Novika Chandra menjelaskan fenomena buih berwarna coklat mirip Jely Foam di sekitar perairan teluk Bima telah dilakukan olah TKP jajaran kepolisian bersama TNI dan pihak Pemda Kabupaten Bima.
"Kami sudah cek apa sesungguhnya yang terjadi di sekitar perairan Teluk Bima," kata Henry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengecekan dilakukan mulai dari pengamatan penyebaran dari udara dengan drone dan pemetaan sisa penyebaran cairan yang berupa Jely Foam pada pesisir Teluk Bima.
"Kita sudah lakukan dan menggelar Olah TKP," kata Henry.
Saat melakukan olah TKP seluruh pihak hadir seperti Manager PT Pertamina FTM Bima Fery Bayu, Kasat Reskrim Iptu M Rayendra RAP, Kasat PolAir, Ipda Syarifudin, Kapolsek KP3 Laut Bima Ipda M Ridwan, Kadis LH Kota Bima Syarif Rustaman
"Kami sudah mengambil sampel cairan dan melaksanakan uji sampling," kata Kasi Humas Polres Kota Bima Iptu Jufri Rama.
Sampel busa berwarna coklat kehitam-hitaman itu kata Rama sudah dikirim ke Laboratorium untuk di lakukan pengujian sampling.
"Hasil uji sampel dari Dinas DLH Kota Bima tidak terbakar atau tidak tersulut api," kata Rama.
Sementara, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Wilayah NTB Amri Nuryadin pada Jumat malam (29/4/2022) melalui sambungan telepon mengaku bahwa dugaan pencemaran di Teluk Bima terus terjadi tanpa adanya penegakan hukum.
"Permukaan laut di sepanjang perairan Teluk Bima, tepatnya di sepanjang pantai Amahami, Lawata dan sekitarnya ditutupi oleh busa kental berwarna kecoklatan setebal kurang-lebih 10 cm," kata Amri.
Sementara air di bawahnya juga menunjukkan perubahan warna menjadi kehitaman. Hamparan busa yang menyebar semakin luas di permukaan laut bahkan terlihat bagaikan padang pasir.
"Walaupun perubahan warna tidak disertai dengan perubahan bau yang menyengat, namun dampaknya telah merusak ekosistem dan biota laut setempat dan dirasakan oleh masyarakat sekitar," katanya.
Di mana, dugaan pencemaran limbah itu telah menyebabkan banyaknya ikan-ikan mati di seluruh wilayah terjadinya pencemaran.
(dpra/dpra)