Siti Kamsina Purab (49), perempuan berhijab merah itu, tampak tersenyum melayani pembeli yang berburu nasi bakar miliknya di lapak depan Pasar Inpres Larantuka, Florest Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/3/2025) sore.
Perempuan asal Kelurahan Ekasapta, Kecamatan Larantuka, itu dengan hati-hati mengambil kantong plastik dan mengisinya dengan nasi bakar dan beberapa jenis kue yang dipesan pembeli. Siti melayani para pembeli dengan ramah.
"Ini nasi bakar isinya serundeng ikan, ada dadar gulung, brownies juga," kata Siti saat diwawancarai detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti menjual gogos atau nasi bakar khas Flores Timur dengan harga yang murah muriah. Dengan selembar uang Rp 5 ribu sudah bisa mendapat tiga bungkus nasi bakar.
Selama Ramadan, omzet yang diraih Siti meningkat. Dalam sehari, dia rata-rata mengumpulkan omzet Rp 500 ribu dari hasil berjualan gogos dan beragam kue. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding omzetnya sehari-hari di luar Ramadan.
"Yang beli ini bukan hanya umat Islam, tapi juga warga Tionghoa dan umat Nasrani juga," imbuh Siti.
![]() |
Gogos merupakan nasi bakar yang bisa dijumpai di beberapa daerah di Indonesia Timur, termasuk Flores Timur. Sekilas tampilan gogos mirip lemper. Bentuknya lonjong. Ukurannya terbilang lebih kecil dibandingkan dengan nasi bakar pada umumnya.
Setelah daun pisang yang membungkusnya dibuka, baru terlihat perbedaan gogos dengan lemper. Perbedaan itu makin terasa setelah gogos dicicipi.
Perbedaan paling terasa adalah pada tekstur, sebab bahan dasarnya juga berbeda. Jika lemper terbuat dari beras ketan, gogos terbuat dari beras biasa.
Siti mengatakan ciri khas gogos adalah serundeng ikan di dalamnya. Dia menerangkan ada proses pengolahan yang harus dijalani tahap demi tahap sebelum gogos disajikan.
Pertama-tama, beras yang sudah dicuci harus direndam selama satu jam. Setelah itu, beras dikukus, lalu diaduk dengan santan kelapa. Kemudian, beras yang sudah tercampur santan itu direndam kembali selama 15 menit.
Selanjutnya, beras dikukus lagi hingga matang. Baru kemudian dibungkus dengan kulit pisang sembari diisi dengan abon atau serundeng ikan.
"Setelah dibungkus dengan daun pisang, kemudian dibakar," ujar Siti.
Bungkusan nasi berisi daun pisang itu dibakar selama sekitar 20 menit atau hingga daun pisang berwarna kehitaman. Gogos pun siap disajikan.
(hsa/hsa)