Padma Run kembali digelar pada 2025. Untuk pertama kalinya, acara ini berlangsung di Ubud, Bali, setelah sebelumnya diadakan di Bandung dan Semarang. Bertajuk Sunday Run: Road To Padma Run Bali 2025, event ini terselenggara pada Minggu (9/3/2025) pagi.
detikBali berkesempatan mengikuti "Sunday Run: Road To Padma Run Bali 2025," pada Minggu (9/3/2025).
Acara pemanasan ini menawarkan pengalaman lari sejauh lima kilometer di Desa Puhu, Ubud, Gianyar. Rute yang dilalui meliputi Banjar Carik, Banjar Lebah, dan Jalan Raya Payangan. Pelari dapat menikmati suasana alam serta arsitektur rumah masyarakat sekitar, sekaligus menghadapi tantangan tanjakan yang menyerupai trail run.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta berasal dari dua komunitas lari di Bali, yakni Running Is Our Therapy (RIOT) dan Gianyar Runners. Di antara para pelari dewasa, terdapat dua anak-anak yang ikut serta. Mereka adalah siswa sekolah dasar di Gianyar yang memiliki hobi lari dan aktif berkomunitas bersama orang tua mereka.
"Sudah pernah ikut (acara) lari sebelumnya. Memang suka lari. Biasanya sore-sore latihan lari sama orang tua," ujar Made Randi Permana, pelari berusia 11 tahun.
Meskipun baru melibatkan komunitas lari dalam acara pengenalan ini, tim penyelenggara Padma Run menjanjikan ajang puncak pada 4 Mei 2025 akan lebih inklusif. Anak-anak hingga orang dewasa, baik pelari rekreasional maupun profesional, dapat berpartisipasi. Kategori lari yang tersedia adalah 5K dan 10K untuk dewasa, serta Kids Dash dengan jarak 300 meter dan 600 meter.
"Pada saat acara puncaknya, kami akan melibatkan penduduk setempat sebagai volunteer panitia, pecalang, hingga cheering station. Tidak hanya menikmati pemandangan sawah, peserta juga dapat mengenal budaya setempat melalui booth-booth yang disediakan. Salah satunya adalah lukisan khas Keliki," ujar Head Race Director Padma Run 2025, Inez.
Padma Run 2025 bukan sekadar ajang olahraga. Mengusung tagline 'Lace Up For Change', seluruh keuntungan yang terkumpul dari acara ini akan didonasikan untuk pendidikan masyarakat setempat.
"Kami berupaya membantu menunjang fasilitas pendidikan. Tahun lalu, kami membangun kanopi di Bandung, sedangkan di SDN 2 Puhu, kami mengadakan pelatihan dasar Bahasa Inggris dan menyumbangkan buku cerita. Kami ingin menjembatani kesenjangan dalam kemampuan berbahasa asing bagi anak-anak di daerah," jelas Inez.
(dpw/dpw)