Mencicipi Pencok Beras, Sambal Khas Karangasem Bikin Ketagihan!

Mencicipi Pencok Beras, Sambal Khas Karangasem Bikin Ketagihan!

Ni Komang Nartini - detikBali
Senin, 11 Nov 2024 00:30 WIB
Seporsi tipat sate dilengkapi sambal pencok. (Ni Komang Nartini/detikBali)
Foto: Seporsi tipat sate dilengkapi sambal pencok. (Ni Komang Nartini/detikBali)
Karangasem -

Masyarakat Kabupaten Karangasem, Bali, memiliki banyak olahan sambal sebagai pelengkap hidangan nasi dan lauk. Salah satunya ada sambal pencok, khas Desa Pidpid, Karangasen. Sambal pencok ada dua jenis, terbuat dari sagu dan terbuat dari beras.

Kata 'pencok' dalam bahasa Bali bisa dimkanai 'lembek.' Selain di Desa Pidpid, sambal ini juga bisa ditemukan di desa lainnya, seperti Desa Datah, Sadimara, Tulamben, hingga Desa Tiyingtali.

"Sambal pencok bisa digunakan untuk sambal sate babi yang diisi dengan ketupat sebagai pengganti nasi," ungkap Ni Wayan Sukri (50) penjual pencok saat ditemui detikBali berjualan di depan Pura Ngis, Abang, Karangasem, Sabtu (2/11/24).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sambal pencok memiliki rasa yang pedas sehingga sangat cocok dihidangkan dengan sate babi khas Bali. Selain untuk pelengkap sate, pencok juga digunakan sebagai pelengkap tipat cantok. Namun, jenis pencok yang biasa digunakan adalah pencok sagu.

Bahan untuk membuat pencok mudah ditemukan seperti, beras, kunyit, bawang putih, cabai, kencur, dan penyedap rasa secukupnya.

ADVERTISEMENT

Sukri menjelaskan pembuatan sambal pencok tidaklah sulit. Hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja.

Dimulai dengan memanaskan santan kelapa yang dicampur dengan kunyit, bawang putih, kencur, cabai, dan penyedap rasa. Sambil menunggu, siapkan tepung beras dan campurkan dengan air sampai teksturnya lembek, kemudian masukan ke dalam santan yang sudah panas tadi.

Setelah itu tinggal menunggu sampai santan tadi kental dan pencok sudah siap untuk dihidangkan.

Sejumlah pelanggan pencok, Minggu 10/11/2-24). (NiSejumlah pelanggan pencok, Minggu 10/11/2-24). (Ni Foto: Sejumlah pelanggan pencok Ni Wayan Sukri. (Ni Komang Nartini/detikBali)

Sukri menuturkan jualan pencok sejak dirinya mulai punya anak atau sekitar 15 tahun lalu.

"Sudah sekitar 15 tahun, dari baru mulai punya anak sampai sekarang," ujar perempuan asal Desa Sadimara, Kecamatan Abang, Karangasem, itu.

Sukri berjualan pencok setiap hari berpindah-pindah. Biasanya, dia mencari tempat keramaian atau lokasi digelarnya acara-acara tertentu. "Tidak tentu, di mana ada tajen (pertunjukan adu ayam) biasanya saya jualan di sana," ungkap Sukri.

Dia mengungkapkan butuh modal Rp 300 ribu untuk setiap kali berjualan sambal pencok serta sate babi. Maka, dia pun harus mengejar omzet di atas nominal tersebut. Namun, hasil yang diperolehnya tidak menentu.

"Berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu," ujar Sukri.

Salah satu penikmat sambal pencok racikan Sukri adalah Yoga (21), pemuda asal Pidpid, Karangasem. Dia mengaku sambal pencok buatan Sukri enak. Karenanya, Yoga sudah lama berlangganan. Dia pun selalu ketagihan.

"Saya sudah langganan dari dulu, sambal pencoknya gurih punya cita rasa rumahan gitu, bikin nagih. Apalagi disantap dengan sate babi yang masih hangat bikin lidah bergetar," ungkap Yoga, saat ditemui detikBali di di depan Pura Ngis, Abang, Karangasem, Sabtu.

Artikel ini ditulis oleh Ni Komang Nartini peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads