Mengenal Capsaicin, Senyawa Pedas pada Cabai dan Manfaat untuk Kesehatan

Mengenal Capsaicin, Senyawa Pedas pada Cabai dan Manfaat untuk Kesehatan

Husna Putri Maharani - detikBali
Sabtu, 03 Agu 2024 09:18 WIB
Ilustrasi cabai
Ilustrasi cabai. Foto: Getty Images/iStockphoto/TasiPas
Denpasar -

Apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa cabai bisa terasa pedas? Jawabannya adalah karena cabai mengandung capsaicin yang merupakan senyawa yang memberikan rasa pedas pada cabai.

Selain memberikan rasa pedas pada cabai, ternyata capsaicin memiliki manfaat loh detikers. Yuk simak penjelasan lebih lengkap mengenai apa itu capsaicin beserta manfaatnya bagi kesehatan berikut ini.

Apa Itu Capsaicin?

Capsaicin merupakan senyawa bioaktif dalam cabai yang memberikan rasa pedas dan panas. Senyawa ini sering dimanfaatkan untuk meredakan nyeri karena sifat antiinflamasi yang dimilikinya. Capsaicin juga memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya bagi tubuh

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senyawa ini secara alami banyak terdapat pada biji cabai dan paprika. Ekstrak capsaicin seringkali digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan, baik untuk mengawetkan atau menambah cita rasa pedas.

Manfaat Capsaicin

Capsaicin memiliki efek analgesik, antiinflamasi, antibakteri, dan antikanker. Efek-efek tersebut membuat capsaicin sangat bermanfaat dalam kesehatan. Manfaat capsaicin adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Menyehatkan Jantung

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa capsaicin dalam cabai dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi tekanan darah, dan memiliki efek antikoagulan (mencegah pembekuan darah).

Oleh karena itu, capsaicin bisa digunakan untuk mengurangi risiko penyakit jantung, hipertensi, dan stroke dengan cara menurunkan kadar kolesterol jahat LDL dan meningkatkan kadar kolesterol baik HDL dalam tubuh.

2. Mengatasi Rasa Gatal pada Kulit

Capsaicin memiliki efek antiinflamasi yang bermanfaat untuk meredakan peradangan dan rasa gatal pada kulit. Meskipun demikian, ada beberapa kasus capsaicin dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit.

Oleh sebab itu, meskipun capsaicin dipercaya dapat mengatasi masalah kulit, namun ternyata tidak semua permasalahan kulit dapat diobati dengan capsaicin.

3. Membantu Melawan Kanker

Menurut sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2020, capsaicin memiliki sifat anti-angiogenik, yang berarti senyawa ini dapat membantu mencegah pembentukan pembuluh darah baru yang dibutuhkan oleh kanker untuk berkembang.

Para peneliti juga menyimpulkan bahwa menggabungkan capsaicin dengan kemoterapi dapat memberikan dua manfaat bagi penderita kanker. Capsaicin dianggap dapat membantu mengurangi rasa nyeri serta meningkatkan efektivitas obat kanker. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan manfaat capsaicin dalam konteks ini.

4. Pereda Rasa Nyeri

Capsaicin merupakan komponen utama dalam berbagai obat pereda nyeri. Obat-obatan ini umumnya tersedia dalam bentuk krim, gel, atau koyo dan digunakan sebagai terapi untuk mengurangi rasa nyeri yang berhubungan dengan saraf atau otot.

5. Antidiabetes

Penelitian menunjukkan bahwa capsaicin memiliki beberapa efek yang bermanfaat untuk diabetes. Capsaicin dapat mengurangi resistensi insulin sehingga mempermudah penyerapan glukosa darah ke dalam sel dari aliran darah. Selain itu, capsaicin juga membantu mencegah obesitas yang menjadi faktor risiko utama diabetes.

6. Mengatasi Infeksi Bakteri yang Resisten Antibiotik

Salah satu tantangan utama pada kesehatan global sekarang adalah meningkatnya infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Dalam kasus ini, bakteri mengalami mutasi sehingga tidak lagi dapat diatasi menggunakan obat antibiotik.

Sebuah studi pada tahun 2015 telah menguji efektivitas capsaicin terhadap bakteri penyebab infeksi yang resisten terhadap antibiotik eritromisin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa ini mampu membunuh strain bakteri yang resisten tersebut.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads