Mencicipi Lawar Plek Warung Pan Dodol, Merica Hijau Bikin Pedas

Mencicipi Lawar Plek Warung Pan Dodol, Merica Hijau Bikin Pedas

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 02 Jun 2024 20:02 WIB
Paket nasi serapah dengan sate dan kulit ayam, komoh, serta lawar plekΒ di Warung dr Pan Dodol, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (2/6/2024). (Foto: AryoΒ Mahendro/detikBali)
Foto: Paket nasi serapah dengan sate dan kulit ayam, komoh, serta lawar plekΒ di Warung dr Pan Dodol, Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (2/6/2024). (Foto: AryoΒ Mahendro/detikBali)
Gianyar -

Jika tertarik dengan masakan khas Bali, cobalah mencicipi lawar plek. Menu yang diolah menggunakan daging mentah ini banyak ditemukan di kawasan Ketewel, Gianyar, Bali.

Salah satu warung makan yang menjual lawar plek dapat Anda temukan di Warung Makan dr Pan Dodol, Jalan Kwanji, Gang Walet, Ketewel, Gianyar. Rumah makan ini menjual nasi serapah lawar plek dengan bumbu merica hijau atau merica gundil yang mendominasi.

"Lawar isi merica gadang (hijau) enak, banyak (pelanggan) yang suka. Itu yang bikin pedas," kata pemilik Warung Makan dr Pan Dodol Wayan Edo (32), Minggu (2/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikBali mencoba hidangan nasi serapah, kulit ayam, sate ayam, sup kuah komoh, dan lawar plek ayam. Satu porsi menu komplit ini cukup bikin perut kenyang. Rasa dan aroma merica hijau pada serapah saja sudah memberikan sensasi pedas meski belum ditambah sambal.

Kemudian, sate lilit ayam yang rasanya agak manis semakin nikmat saat dipadukan dengan lawar plek yang memiliki rasa gurih. Lawar plek disajikan dengan campuran kelapa, terasi, dan ketumbar.

ADVERTISEMENT

"(Nasi serapah) itu ayamnya, ayam sisit yang dimasak dengan cara dipanggang. Bumbunya merica, ketumbar, sambal, merica hitam, dan garam. Itu sudah tradisi. Sambalnya diisi (digoreng) pakai minyak goreng, jadi aman," kata Edo.

Selain nasi serapah, sate ayam, dan lawar plek, ada juga komoh. Komoh merupakan sup khas Bali yang berisi daging ayam dengan campuran berbagai rempah-rempah atau basa genep.

"Komoh juga diminati banyak orang. Kalau Komoh itu pakai merica hitam," katanya.

Setiap harinya, Edo sudah menyiapkan semua bahan masakan sejak pukul 04.00 Wita hingga pukul 10.00 Wita. Wrung makan miliknya baru buka setelah seluruh menu itu dia persiapkan.

Edo mampu menghabiskan 100 kilogram ayam hidup per hari. Jumlah bahan ayam yang dihabiskan dapat melebihi itu saat akhir pekan.

Pria yang sudah merintis warung makannya sejak 2019 lalu itu memanfaatkan papan nama mirip tanda plakat dokter praktik untuk menarik pelanggan. "Ya, biar unik saja itu. Saya coba pakai title dokter supaya ada orang berobat (karena lapar) di sini," imbuh pria yang mulai berbisnis kuliner sejak 2016 itu.

Selain lawar plek ayam, Warung dr Pan Dodol juga menyediakan menu lawar plek kambing dan labi-labi. Berbagai menu itu dibanderol dengan harga mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu.

"Sudah termasuk soto, komoh, dan minumannya," pungkasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads