Lezatnya Lawar Nyawan Sangeh, Krenyes di Gigitan Pertama

Lezatnya Lawar Nyawan Sangeh, Krenyes di Gigitan Pertama

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Senin, 02 Jan 2023 02:15 WIB
Suguhan lawar nyawan pas disajikan bersama nasi hangat. Lawar nyawan cocok untuk santap siang.
Foto: Suguhan lawar nyawan pas disajikan bersama nasi hangat. Lawar nyawan cocok untuk santap siang. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Bali terkenal memiliki kuliner pedas dan kaya rempah. Makanan khas Bali yang dikenal umumnya ayam betutu Gilimanuk, sate lilit, ayam sambal matah, hingga lawar.

Bicara lawar, umumnya dibikin dari sayur nangka rebus atau kacang panjang yang telah dicincang, dicampur dengan daging ayam matang, atau bisa daging kambing. Lalu adonan itu dicampur bumbu rempah basa genep khas Bali.

Namun bagaimana rasanya jika bahan baku lawar memakai larva lebah madu (nyawan) atau bahkan lebah tulen? Rasa lawar nyawan pada dasarnya sama dengan lawar lain. Tetapi lawar nyawan ini patut dicoba karena menimbulkan sensasi lain saat dicicipi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada salah satu warung makan di Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, yang memakai nyawan atau lebah madu sebagai daging olahan lawar. Yaitu warung Piring Mas yang dikelola Ida Ayu Prita Putrayani atau Dayu Prita.

Lawar ini kaya protein karena memakai larva lebah sebagai bahannya. Rasa krenyes-krenyes di gigitan pertama, melengkapi sensasi kenyal dan gurih pada lawar. Alhasil lawar nyawan memiliki peminatnya sendiri.

ADVERTISEMENT

Resep lawar nyawan di warung Piring Mas ini terbilang sama dengan yang lain. Warung ini hanya memberikan taburan merica hijau sebagai pembeda sekaligus ciri khas. Sensasi yang ditimbulkan tentu rasa hangat, namun tidak terlalu pedas di mulut.

Suguhan lawar nyawan pas disajikan bersama nasi hangat. Lawar nyawan cocok untuk santap siang.Foto: Suguhan lawar nyawan pas disajikan bersama nasi hangat. Lawar nyawan cocok untuk santap siang. (Agus Eka Purna Negara/detikBali)

Sementara itu untuk bahan dasar lawar masih memakai sayur nangka rebus, atau bisa memakai kacang panjang rebus yang telah dicincang. Bahan itu kemudian dicampur bumbu suna cekuh khas Bali. Ya, warung ini memilih pemakaian bumbu yang didominasi bawang putih dan kencur.

Ada juga tambahan kunyit, kemiri, dan bumbu lain yang disebut sebagai resep utama secara turun-temurun. Adonan ini kemudian diaduk dengan tambahan parutan kelapa, dan daging kelapa muda, hingga cabai dan garam untuk menyedapkan rasa.

Tidak ketinggalan larva lebah madu sebagai bahan bakunya. Rasa dari lawar nyawan ini terbilang unik. Seperti timbul cairan manis dan kenyal saat di gigitan pertama. Taburan merica hijau juga membuat lawar menjadi kaya rasa, ditambah irisan cabai yang mantap.

Ida Ayu Prita Putrayani mengatakan, lawar nyawan atau lebah madu dibuat dengan dua olahan. Yakni lawar nyawan tulen atau khusus hanya lebah madu, serta lawar nyawan biasa yang memakai larva lebah.

Dayu Prita terbilang konsisten menjual lawar nyawan sejak 2011 sampai sekarang. Ia bekerja sama dengan sejumlah pembudidaya lebah madu di Bali untuk menjamin pasokan. Kebutuhan nyawan maupun larva per harinya tidak tentu. "Tapi rata-rata kami sediakan stok hingga 15 kg," ungkap Dayu Prita.

Untuk harga, satu paket lawar larva lebah madu biasa atau nyawan biasa dihargai Rp 35 ribu. Sedangkan lawar nyawan tulen hanya Rp 40 ribu. Sepaket itu sudah termasuk nasi, sate lilit Bali ayam, ada kuah bumbu Bali.




(hsa/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads