5 Hal Tentang Sayur Lodeh: Sejarah hingga Filosofi

5 Hal Tentang Sayur Lodeh: Sejarah hingga Filosofi

Tim detikBali - detikBali
Selasa, 13 Des 2022 13:26 WIB
Common ingredients are young unripe jackfruit, eggplant, chayote, melinjo beans and leaves, long beans, green chili pepper, tofu and tempeh all cooked in coconut milk soups and sometimes enrichen with chicken or beef stock. The bumbu spice mixture includes ground chili pepper (optional, depends on desired degree of spiciness), shallot, garlic, candlenut, coriander, kencur powder, turmeric powder (optional), dried shrimp paste, salt and sugar.
Sayur lodeh. Foto: Getty Images/iStockphoto/PuspaSwara
Denpasar -

Sayur lodeh merupakan makanan khas Indonesia, terutama daerah Jawa. Sayur lodeh menggunakan santan sebagai bahan utamanya.

Tak hanya berwarna putih, sayur lodeh memiliki beragam variasi bumbu hingga membuat santan berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Isian sayur lodeh saat ini umumnya terdiri dari nangka muda, labu siam, terong, kacang panjang, hingga sayuran.

Berikut 5 hal tentang sayur lodeh yang dikutip dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sejarah Sayur Lodeh

Sayur lodehSayur lodeh Foto: iStock

Sejarah keberadaan sayur lodeh ada beberapa versi. Ada versi yang menyebutkan sayur lodeh telah ada sejak masa peradaban Jawa Tengah sejak abad ke-10. Saat itu sayur lodeh dibuat untuk melewati masa selama letusan Gunung Merapi pada tahun 1006.

ADVERTISEMENT

Sementara, Sejarawan kuliner seperti Fadly Rahman memperkirakan sayur lodeh muncul pada abad ke 16-17. Tepatnya setelah bangsa Spanyol dan Portugis membudidayakan jagung dan kacang panjang di Indonesia.

Lambat laun, masyarakat khususnya Jawa mengkombinasikan hasil pangan khas Indonesia dan jadilah sayur lodeh yang merupakan kombinasi dari santan dan berbagai sayuran.

2. Nama Diambil dari 'Terserah lo deh'

Sayur lodeh memiliki historis penamaan yang unik. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa asal usul nama diambil dari 'terserah lo deh'.

Penamaan itu berawal dari masa perang Kerajaan Mataram Sultan Agung melawan VOC. Saat itu, salah satu prajurit Sultan Agung yang berasal dari Betawi ditanya soal sayur yang dikonsumsi di medan peperangan.

Sang prajurit Betawi itu lantas menjawab "terserah lo deh". Ketidaksengajaan itu lantas membuat prajurit yang lain menganggap makanan tersebut bernama "sayur lodeh".

3. Punya 7 Bahan Utama

sayur lodehsayur lodeh Foto: istimewa

Sayur lodeh sejatinya memiliki 7 bahan utama dengan 7 warna berbeda dan wajib ada. Bahan-bahan tersebut ada mulai dari kluwih (sejenis nangka muda), cang gleyor (kacang panjang), terong, waluh (labu), godong so (daun melinjo), buah melinjo, dan tempe.

4. Pengusir Pageblug

Resep Sayur Lodeh KluwihResep Sayur Lodeh Kluwih Foto: Detikfood

Banyak beredar mitos yang mengaitkan sayur lodeh sebagai pengusir pageblug atau wabah. Legenda sayur lodeh bisa jadi pengusir pageblug yang paling kuat adalah pada abad ke-20. Paling terkenal adalah pada 1931 pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII.

Saat itu wabah pes terjadi selama lebih dari dua dekade di Jawa, sultan memerintahkan kepada warganya untuk memasak sayur lodeh dan berdiam diri di rumah selama 49 hari.

Kemudian wabah pun berakhir. Catatan sejarah juga menunjukkan bahwa sayur lodeh telah dimasak untuk menanggapi krisis pada 1876, 1892, 1946, 1948, dan 1951.

Namun, Sejarawan Jawa, Kelik dan Fadly Rahman menjelaskan belum ada relevansinya antara sayur lodeh dianggap memiliki khasiat untuk mengusir wabah.

5. Filosofi 7 Bahan Utama Sayur Lodeh

Berikut filosofi 7 bahan utama dalam sayur lodeh:

1. Kluwih: Kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (Keluarga harus lebih diurusi dan diperhatikan)
2. Cang Gleyor (Kacang Panjang): Cancangen awakmu ojo lungo-lungo (Ikatlah dirimu jangan pergi-pergi)
3. Terong: Terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng (Lanjutkan beribadah kepada yang maha kuasa, jangan kalau butuh saja)
4. Kulit Melinjo: Ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk (Jangan hanya lihat dari luar, tetapi harus mengetahui yang ada di dalam bencana)
5. Waluh (labu): Uwalono ilangono ngeluh gersulo (Hilangkan sifat mengeluh)
6. Godong so (daun melinjo): golong gilig donga kumpul wong sholeh sugeh kaweruh Babakan agomo lan pagebluk. (bersatu padu berdoa bersama orang yang salih, pandai soal agama, juga wabah penyakit).
7. Tempe: Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Yakinlah dalam memohon pertolongan sang pencipta

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Temuan KPAI: 1.406 Siswa di 38 Provinsi Diguga Keracunan MBG"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/hsa)

Hide Ads