Martabak telur pada umumnya dibuat dengan ukuran cukup besar dan berbentuk pipih. Berbeda dengan martabak telur yang satu ini, dibuat dalam bentuk kecil-kecil alias mini.
Martabak mini ini dapat dijumpai di Jalan Pulau Batanta, Kecamatan Denpasar Barat, tepatnya di depan Pura Dalem Tegeh Gumi, Desa Adat Denpasar. Harganya murah meriah. Cukup dengan merogoh kocek Rp 5 ribu saja, Anda sudah bisa mendapatkan sewajan martabak mini.
"Rp 5 ribu sak wajan," kata Riski Wira Permana (23), sang penjual martabak mini, Sabtu (19/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wira menyalakan kompor untuk memanaskan wajan setelah mendapat pesanan dari pembeli yang mendatanginya. Ia kemudian menuangkan sejumlah minyak ke dalam wajan yang dipakai untuk membuat martabak mini. Wajan itu sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan lubang-lubang kecil untuk menggoreng martabak mini.
Saat detikBali membeli martabak itu, Wira ternyata sudah siap dengan adonannya di dalam sebuah wadah. Karena itu, ia tak perlu membuat adonan terlebih dahulu. Menurut Wira, adonan martabak mini tersebut hanya terdiri dari beberapa bahan saja dengan bahan utama telur.
"(Bahan martabak mini ada) telur, daun bawang, garam sudah itu saja. Garam sama lada," ungkap Wira.
Sejurus kemudian, Wira menuangkan adonannya ke dalam wajan yang memiliki 19 lubang. Artinya, dengan Rp 5 ribu saja, detikers sudah bisa mendapatkan satu porsi martabak mini yang berisi sebanyak 19 buah.
Pembuatan martabak mini tak memakan waktu lama. Setelah menuangkan adonan di wajan, martabak yang sedang digoreng lalu dibalikkan. Warnanya kecoklatan.
![]() |
Martabak mini itu disajikan dengan cara ditusuk seperti sate. Setelah diangkat, martabak mini kemudian ditiriskan sebentar di sebuah wadah kecil di samping wajan. Proses itu dilakukan sejumlah porsi martabak mini yang dipesan pembeli.
Martabak mini yang telah ditiriskan selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik kecil. Wira juga menambahkan beberapa bumbu ke dalam plastik kecil itu.
"Bumbunya ada sambal, saus tomat, sama saus kecap," terang Wira.
Setelah dicampur bumbu, itu artinya martabak mini sudah siap. Pelanggan pun bisa menikmati martabak mini tersebut.
Wira mengungkapkan, dirinya sudah berjualan martabak mini di lokasi tersebut kurang lebih dari setahun yang lalu. Selain di lokasi tersebut, ia juga mempunyai satu tempat lagi di dekat Kodam IX/Udayana. Usaha itu ia lakukan bersama pamannya.
Sebelum berjualan martabak mini, Wira awalnya sempat berjualan pentol goreng. Karena tak bisa membuat pentol sendiri, ia kemudian meraciknya menjadi martabak telur mini.
"Dulu jualan pentol goreng. Terus karena kemarin jualannya gak bisa buat pentolannya itu jadi ngambil yang simpelnya saja yang telor sama sayurnya saja," kisahnya.
Gerai martabak mini milik Wira mulai buka sekitar 10.00-18.00 Wita. Pelanggannya dari berbagai kalangan.
"(Yang biasanya beli), pekerja, anak kuliah, sekolah. Kebanyakan anak-anak sekolah. Ya alhamdulillah belum ada komplain sih selama ini, pada suka semua," tuturnya.
"Alhamdulillah ada (tiap hari yang beli). Soalnya juga dari daerah sini juga udah pada yang tahu. Kalau baru-baru jualan itu baru kadang cuma dapat 30 ribu sampai 40 ribu udah seharian. Kalau udah banyak yang tahu, kalau nyari duit Rp 100 ribu sehari gampang," kata dia.
(iws/hsa)