Nikmatnya Lawar dan Bakso Tupai, Dipercaya Jadi Obat Asma-Diabetes

Nikmatnya Lawar dan Bakso Tupai, Dipercaya Jadi Obat Asma-Diabetes

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 16 Okt 2022 11:47 WIB
Sajian komplit lawar dan bakso tupai (semal) ala warung DUma, Tabanan.
Sajian komplit lawar dan bakso tupai (semal) ala warung D'Uma, Tabanan. Foto: Chairul Amri Simabur
Tabanan -

Penggemar lawar dan bakso wajib mampir ke Warung D'Uma di Banjar Pucuk, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, Bali. Warung milik I Komang Adi Saputra (29) ini rupanya punya menu utama yakni lawar dan calon (bakso) semal atau tupai.

Sesuai namanya, lawar dan calon di warung ini menggunakan bahan baku daging semal atau tupai.

"Di sini, menu utamanya nasi lawar dan calon semal. Lawarnya pakai daging semal. Calonnya atau baksonya pakai daging semalnya juga," tutur Adi Saputra, Sabtu (15/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan untuk baksonya, menurut Adi Saputra, murni daging atau tidak berisi campuran tepung kanji atau terigu.

"Daging semua. Tidak ada campuran tepungnya. Setelah dicincang halus dicampur bumbu dan disimpan semalaman sebelum direbus pada kuahnya," katanya.

ADVERTISEMENT

Untuk rasa, sambungnya, tidak jauh beda dengan lawar pada umumnya. Begitu juga dengan baksonya yang ditemani kuah soto bening.

"Hampir sama seperti daging kelinci. Daging panas. Jadi untuk yang tensian tidak cocok. Tapi banyak juga yang cari," ujarnya.

Meski begitu, menurut Adi Saputra, menu khas yang ia sajikan di warungnya itu banyak juga dicari sebagian orang. Katanya, untuk dipakai obat asma atau diabetes.

"Ini termasuk masakan yang jarang. Tapi ada beberapa orang yang percaya bagus buat asma atau diabetes. Tapi saya belum bisa pastikan. Karena saya bukan peneliti," imbuhnya.

Harga seporsi lawar dan bakso semal ala warung D'Uma yakni Rp 18 ribu. Paket komplit itu terdiri dari sepiring lawar, semangkuk bakso, dan sepiring nasi.

"Tapi kalau ada yang mau beli lawarnya saja bisa. Saya jual Rp 5 ribuan seporsi. Kalau baksonya saja Rp 10 ribuan," imbuhnya.

Sehari Habiskan 20 Ekor Tupai

Komang Adi Saputra mengolah lawar semal pada dapur yang ada di warung D'Uma, Tabanan.Komang Adi Saputra mengolah lawar semal pada dapur yang ada di warung D'Uma, Tabanan. Foto: Chairul Amri Simabur

Dalam sehari, rata-rata ia memerlukan 20 ekor daging tupai. Tapi bila di akhir pekan, ia bisa memerlukan daging hingga 30 ekor.

"Daging semal itu tidak banyak. Daging semal itu ukurannya per ekor. Tiga puluh ekornya itu bisa untuk 50 porsi. Kalau hari biasa saya perlu daging 20 ekor. Kalau Sabtu dan Minggu bisa sampai 30 ekor," bebernya.

Daging tupai itu ia peroleh dengan cara membeli teman-temannya yang suka berburu. Dalam sehari atau dua hari, biasanya akan ada temannya yang membawakan tupai hasil buruan.

"Kadang ada yang bawa sepuluh ekor. Ada saja (pemburu) yang bawa ke sini. Sehari itu bisa beli 60 ekor. Lebihnya saya stok. Sekali beli untuk 30 ekor harganya Rp 150 ribuan," bebernya.

Lokasi dan Jam Buka Warung D'Uma

Penampakan Warung D'Uma yang terletak di jalur utama menuju Desa Gadungan dan Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur.Penampakan Warung D'Uma yang terletak di jalur utama menuju Desa Gadungan dan Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur. Foto: Chairul Amri Simabur

Adi Saputra menuturkan sudah empat tahun ia menjual lawar dan bakso semal. Sebelumnya ia menggunakan nama warung yang beda di lingkungan Banjar Bantas Bale Agung.

Kini, sejak tujuh bulan lalu, warungnya bergeser di lingkungan Banjar Pucuk yang masih berada di lingkungan Desa Bantas. Ia menempati lahan milik orang tuanya yang berupa tanah sawah. Sesuai namanya, warung itu dikelilingi dengan persawahan.

"Baru tujuh bulanan saya pindah ke sini pakai nama D'Uma," kata Adi Saputra.

Untuk menjangkau warung D'Uma juga tidak sulit. Karena ada di pinggir jalur utama menuju Desa Gadungan dan Gadung Sari.

Jarak dari shortcut Pucuk kurang lebih satu kilometer. Warung D'Uma buka dari pukul 10.00 Wita hingga 23.00 Wita.




(nor/hsa)

Hide Ads