WN Inggris Diperas Sopir Taksi di Seminyak, Diminta Tebus Rp 1 Juta untuk Ponsel

WN Inggris Diperas Sopir Taksi di Seminyak, Diminta Tebus Rp 1 Juta untuk Ponsel

Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 23 Nov 2025 22:20 WIB
Pemilik usaha jasa layanan kehilangan (Lost and Found) Hey Bali, Giostanov Latto (kiri) menerima pengembalian uang imbalan dari Gede di Polsek Kuta, Jumat (21/11/2025). (Dok Hey Bali)
Foto: Pemilik usaha jasa layanan kehilangan (Lost and Found) Hey Bali, Giostanov Latto (kiri) menerima pengembalian uang imbalan dari Gede di Polsek Kuta, Jumat (21/11/2025). (Dok Hey Bali)
Badung -

Seorang warga negara (WN) Inggris bernama Rebecca Rose Parsons (26) diperas seorang sopir taksi bernama Gede di kawasan Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Bule itu diperas dengan modus meminta uang tebusan Rp 1 juta untuk mendapatkan ponselnya yang tertinggal di mobil taksi pelaku.

"Ya benar, diperas Rp 1 juta," kata pemilik usaha jasa layanan kehilangan (Lost and Found) Hey Bali, Giostanov Latto dihubungi detikBali, Minggu (23/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Giostanov mengatakan peristiwa itu berawal saat Rebecca bepergian dari Denpasar ke Seminyak dengan menumpang taksi koperasi yang dikemudikan Gede. Tiba di tujuan, Rebecca langsung ke luar taksi tanpa memeriksa barang bawaannya.

Walhasil, ponselnya tertinggal di dalam mobil taksi yang dikemudikan Gede. Rebecca yang baru menyadari ponselnya tertinggal di dalam taksi, mencoba melacak menggunakan ponsel temannya bernama Heather.

ADVERTISEMENT

"Titiknya ketemu lalu minta bantuan kami. Kami lalu mencari berdasarkan titik yang diberi tahu itu," kata Latto.

Setelah dilacak, titiknya mengarah ke tempat kos Gede. Rebecca sempat diminta imbalan oleh Gede sebelum ponselnya dikembalikan.

Awalnya, Gede ditawari uang imbalan Rp 700 ribu. Namun, Gede menolak. Dia meminta Rp 1 juta ke Rebecca. Bule Inggris itu beberapa kali dimintai uang Rp 1 juta jika ingin ponselnya dikembalikan.

"Waktu itu di sebuah restoran, Gede dan Rebecca sempat bertemu. Rebecca dimintain uang Rp 1 juta itu. Sampai enam orang staf restoran yang menemani Rebecca. Mungkin karena ada hal penting di ponsel itu, Rebecca akhirnya menyerahkan uang yang diminta si sopir," tuturnya.

Latto mengatakan, karena ketakutan, Rebecca akhirnya mengadu ke polisi soal pemerasan itu. Mendapat laporan tentang dugaan pemerasan itu, Gede dipanggil ke kantor polisi.

Uang Rp 1 juta itu akhirnya dikembalikan Gede tanpa kehadiran Rebecca yang sudah trauma dengan kelakuan Gede. Latto menyebut hanya pihaknya, Polsek Kuta, dan Gede sendiri yang jadi saksi pengembalian uang imbalan dari Rebecca.

"Dikembalikan (Gede) di kantor polisi tanggal 21 November 2025 sekitar jam tiga sore," katanya.

Kapolsek Kuta Kompol agus Riwayanto Diputra mengatakan, pengembalian uang imbalan itu adalah inisiatif dari Gede. Pihaknya hanya memfasilitasi proses pengembalian uang itu.

"Turisnya sudah menerima uang dari sopir taksinya.Kami hanya memfasilitasi dan menyaksikan saja," kata Agus.

Agus menuturkan Rebecca tidak melayangkan laporan polisi atas pemerasan itu. Meski begitu, dirinya berharap kasus tersebut tidak terjadi lagi karena dapat merusak citra pariwisata di Bali.

"Kami memberikan himbauan juga agar kejadian itu tidak terjadi lagi di kemudian hari," katanya.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads