Di Balik Gemerlap Prince Group, Ada Jaringan Kriminal Rp 249 Triliun

Ignacio Geordi Oswaldo - detikBali
Sabtu, 25 Okt 2025 14:21 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/Zephyr18
Denpasar -

Chen Zhi, miliarder muda dan wajah gemerlap bisnis Kamboja, ternyata menyembunyikan sisi gelap di balik kerajaan bisnisnya. Pria berusia 37 tahun itu resmi ditetapkan sebagai pemimpin sindikat penipuan siber dan keuangan transnasional terbesar di Asia oleh otoritas Amerika Serikat dan Inggris.

Melansir detikFinance, Sabtu (25/10/2025), Chen Zhi atau yang dikenal juga sebagai Vincent, merupakan pendiri sekaligus ketua Prince Holding Group (Prince Group), sebuah konglomerat multinasional yang berpusat di Kamboja.

Perusahaan ini mengklaim berfokus pada sektor properti mewah, jasa perbankan, perhotelan, konstruksi, jaringan minimarket, hingga merek jam tangan mewah. Namun, penyelidikan mengungkap Prince Group beroperasi sebagai jaringan organisasi kriminal.

Modus Penipuan dan Pencucian Uang

Dalam praktiknya, jaringan Chen terlibat dalam penipuan mata uang kripto, pencucian uang, serta eksploitasi korban perdagangan manusia. Aktivitas ini diduga menghasilkan hingga US$ 30 juta atau sekitar Rp 498 miliar (kurs Rp 16.600 per dolar) setiap hari bagi Chen dan rekan-rekannya.

"Uang itu digunakan untuk membeli karya seni Picasso, jet pribadi, dan properti di lingkungan kelas atas di London, serta memberikan suap kepada pejabat publik," ungkap seorang jaksa di New York dalam pengumuman penyitaan aset kripto milik Chen senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 249 triliun.

Simak Video "Video Modus Pembobol Rekening Rp 204 M: Pakai U-Turn dan Penadah"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork