Duda Pemerkosa Anak Kandung di Lombok Barat Punya Riwayat Sakit Kejiwaan

Duda Pemerkosa Anak Kandung di Lombok Barat Punya Riwayat Sakit Kejiwaan

Sui Suadnyana, Abdurrasyid Efendi - detikBali
Selasa, 29 Jul 2025 21:39 WIB
Kasubnit 1 PPA Polresta Mataram, Aiptu Sri Rahayu. (Abdurrasyid Efendi/detikBali)
Foto: Kasubnit 1 PPA Polresta Mataram, Aiptu Sri Rahayu. (Abdurrasyid Efendi/detikBali)
Lombok Barat -

Duda inisial WD (38) asal Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang memerkosa putri kandungnya berulang kali ternyata memiliki riwayat sakit kejiwaan.

"Kami dapat informasi dari pihak keluarga bahwa yang bersangkutan itu punya kartu kuning," kata Kepala Sub Unit (Kasubnit) I Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Mataram, Aiptu Sri Rahayu, Selasa (29/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditelusuri ke rumah sakit jiwa, WD tercatat terakhir kali melakukan kontrol masalah kejiwaannya pada 2021. Akibat tak pernah melakukan kontrol lagi, sakit kejiwaan WD kumat-kumatan.

"Jadi harusnya kalau untuk orang (sakit) kejiwaan itu tetap kontrol, minum obat, tetapi dia malas katanya. Disuruh ambil obat di puskesmas, tetapi tidak dia lakukan," ujar Rahayu.

ADVERTISEMENT

Saat diperiksa penyidik, WD mengungkapkan seperti sering ada yang membisikinya. Sakit kejiwaan itu pula yang menyebabkan WD bercerai dengan istrinya.

"Sampai akhirnya perceraiannya dengan istrinya pun karena kayak disuruh cekik istrinya," ungkap Rahayu.

WD saat ini berada di rumah sakit jiwa untuk dilakukan observasi masalah kejiwaannya selama 14 hari. "Kalau sekiranya ahli menyatakan (WD) bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya, kami langsung proses sidik (penyidikan)," terang Rahayu.

Penanganan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Polisi masih mendalami kasus tersebut. Sementara ini, Rahayu menyebut, tindak pidana yang dilakukan WD sudah tergambar jelas.

"Kalau untuk perbuatan (pemerkosaannya) sudah jelas ada, keterangan dari korban kemudian dilengkapi dengan hasil visum et repertum, cukup kuat. Nanti kami psikologi lagi untuk korban," terang Rahayu.

Namun, polisi belum dapat menyimpulkan modus pemerkosaan yang dilakukan WD. Sebab, jawaban WD tidak nyambung. Pelaku juga tidak mengakui perbuatannya.

"Kejadian (pemerkosaan) itu dibantah? Iya, (pelaku jawab) nggak pernah," jelas Rahayu.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads