"Ditemukan seorang laki-laki meninggal dunia dalam kondisi terbakar di dalam kamar mandi," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, dalam keterangannya, Selasa (27/5/2025).
Penemuan mayat Ade berawal saat pemilik rumah meminta bantuan seseorang untuk mengecek Ade. Sebab, pemilik rumah yang merupakan warga negara asing (WNA) itu tidak dapat menghubungi Ade meski sudah beberapa kali ditelepon.
Orang suruhan WNA itu adalah teman Ade berinisial BL (27). BL lalu mendatangi rumah itu. Dia bermaksud menemui Ade untuk melihat keadaannya. Namun, saat didatangi BL, rumah itu dalam keadaan terkunci.
"Saksi mata itu sempat memanggil nama korban. Namun, tidak ada jawaban. Saksi itu lalu ke dalam rumah dengan melompat dari rumah sebelah dengan seizin tetangga korban," terang Sukadi.
"Sesampai di dalam kamar korban, saksi melihat ada asap dan api dari dalam kamar mandi korban," imbuh Sukadi.
BL kemudian menemukan Ade tergeletak tak bernyawa dengan posisi tertelungkup. Bagian pinggang ke bawah dalam kondisi terbakar dengan tumpukan kayu yang juga terbakar.
Ada luka di kepala dan pelipis serta luka tusuk di leher jenazah Ade. Sukadi mengatakan, dengan kondisi seperti itu, Ade diduga adalah korban pembunuhan.
"Korban meninggal dunia dalam kondisi terbakar di dalam kamar mandi diduga korban pembunuhan dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP)," jelas Sukadi.
detikBali mengecek rumah yang menjadi lokasi Ade tewas. Pantauan detikBali di lokasi, rumah itu sudah dipasangi garis polisi. Terlihat dua motor matic terparkir di garase rumah itu.
Berdasarkan informasi warga, rumah itu memang difungsikan sebagai vila. Rumah itu dimiliki seorang warga asing asal Prancis.
"Tetapi, saya nggak kenal dengan bule itu. Karena dia hampir nggak pernah terlihat. Sepertinya, memang nggak pernah tinggal di Bali," kata warga yang enggan disebutkan namanya itu.
Menurut warga itu, sosok Ade cukup sering bergaul dengan masyarakat sekitar. Ade adalah pria perantauan asal Bandung, Jawa Barat.
Selain menunggu rumah di pemukiman Pondok Gurita itu, Ade juga bekerja serabutan. Sehari-hari, Ade menerima jasa pijat dan kerja serabutan lain. Ade tinggal di rumah milik warga asing itu sejak bangunan itu ada.
"Sudah lama dia tinggal di sana. Sudah lebih dari lima tahun. Orangnya baik. Suka bergaul. Kadang dia kerja di luar terima panggilan massage (pijat). Orangnya pendek. Biasa dipanggil om Adrian," terang warga itu.
(hsa/mud)