Detik-detik aksi empat warga negara asing (WNA) merampok dan menculik terekam kamera di mobil korban. Empat WNA tersebut diduga berasal dari Rusia. Rekaman aksi mereka viral di media sosial (medsos).
Korban perampokan adalah warga Ukraina bernama Igor Iermakov dan seorang warga Indonesia. Perampokan itu terjadi di Jalan Tundun Penyu, Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, pada 15 Desember 2024.
Berdasarkan video yang beredar, mobil yang dikendarai Iermakov awalnya diadang mobil hitam. Tak lama kemudian, empat orang bertopeng dan berpakaian serba hitam bertuliskan 'Polisi' di dadanya keluar dari mobil. Salah seorang dari mereka lantas menodongkan pistol kepada Iermakov.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabid Humas Polda Bali Kombes Ariasandy mengatakan perampokan itu berawal saat Iermakov bersama sopirnya sedang dalam perjalanan menuju Tanah Bali Villas. Saat melintas di lokasi kejadian, mobil mereka diadang dua mobil hitam yang salah satunya berpelat nomor B 2144 SIJ.
"Mereka menggunakan masker dengan membawa senjata pisau, palu, dan pistol," kata Ariasandy, Kamis (30/1/2025).
Empat perampok itu lantas memaksa sopir dan Iermakov untuk keluar dari mobil. Setelah berhasil memaksa keluar dari mobil, para perampok asing itu lantas menutup kepala warga Ukraina dan sopirnya menggunakan kain hitam. Tak hanya itu, mereka juga memborgol tangan keduanya.
Iermakov dan sopirnya sempat dianiaya oleh empat perampok itu sebelum dibawa ke sebuah vila di Jalan Blong Keker Perumahan Permata Gatsu Blok A Nomor 10, Jimbaran, Badung. Ariasandy mengatakan vila itu disewa seseorang berinisial AM.
Saat tiba di vila itu, korban kembali dianiaya. Empat orang Rusia itu merampas ponsel dan memaksa korban membuka akun Binance miliknya untuk diambil uang kriptonya serta mengirimkan ke alamat dengan kombinasi angka dan huruf.
Dari peristiwa itu, Iermakov dan sopirnya mengalami sejumlah luka di kepala dan pinggang. Ariasandy menegaskan polisi masih menyelidiki kasus tersebut.
"Sembilan saksi sudah kami periksa. Koordinasi dengan imigrasi dan Kedutaan Ukraina sudah dilakukan. Juga, dua kali dilaksanakan prarekonstruksi," pungkasnya.
(hsa/hsa)