Menjelang dimulainya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya memiliki hak untuk melanjutkan pertempuran di Gaza, dengan dukungan Amerika Serikat (AS). Netanyahu juga berjanji akan membawa pulang semua sandera yang ditawan di wilayah Palestina.
"Kami memiliki hak untuk melanjutkan perang jika perlu, dengan dukungan Amerika," ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi, sehari sebelum gencatan senjata mulai berlaku, seperti dilansir detikNews, Minggu (19/1/2025).
Netanyahu juga menyampaikan komitmennya terhadap pembebasan para sandera. "Kami memikirkan semua sandera kami. Saya berjanji kepada Anda bahwa kami akan mencapai semua tujuan kami dan membawa pulang semua sandera," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Netanyahu, melalui kesepakatan ini, 33 sandera akan dibebaskan. "Dengan perjanjian ini, kami akan membawa pulang 33 saudara-saudari kami, sebagian besar (dari mereka) dalam keadaan hidup," katanya.
Ia menjelaskan bahwa gencatan senjata sementara akan berlangsung selama 42 hari, dimulai pada Minggu (19/1/2025). Namun, Netanyahu menegaskan bahwa Israel siap melanjutkan perang jika diperlukan.
"Jika kami dipaksa untuk melanjutkan perang, kami akan melakukannya dengan kekerasan," tambahnya.
Netanyahu juga menyatakan bahwa perang yang berlangsung telah memberikan dampak signifikan. Israel, menurutnya, telah "mengubah wajah Timur Tengah" sejak konflik dimulai.
(dpw/gsp)