Heboh Pesta Seks Tukar Pasangan di Bali: Kecanduan dan Risiko di Baliknya

Heboh Pesta Seks Tukar Pasangan di Bali: Kecanduan dan Risiko di Baliknya

Nafilah Sri Sagita K - detikBali
Selasa, 14 Jan 2025 16:06 WIB
Blindfolded woman with red lip on black background
Ilustrasi pesta seks. (Foto: iStock)
Denpasar -

Pasangan suami istri yang menggelar pesta seks swinger atau hubungan seks tukar pasangan diringkus polisi di Badung, Bali. Keduanya diketahui telah mengadakan pesta tersebut sekitar 10 kali, baik di Bali maupun di Jakarta.

Patroli siber kepolisian menemukan situs tempat registrasi para pasangan swinger dengan sekitar 11 ribu anggota. Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Pasaribu mengungkap alasan pemilihan lokasi Jakarta dan Bali untuk kegiatan tersebut.

"Masalah bertukar pasangan, kenapa dipilih Jakarta dan Bali, karena untuk saat ini motif penyimpangan seksual paling banyak terjadi terutama di daerah turis pariwisata yang melibatkan WNA," ujar Roberto, Minggu (12/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebab Perilaku Seks Tukar Pasangan

Pakar seks dr Dian Boyke Nugraha menyebut perilaku swinger, yang juga dikenal sebagai orgy, bukan hal baru. Menurutnya, perilaku ini kerap bermula dari ketidakpuasan individu terhadap hubungan seksual yang normal.

"Jadi dia seperti ada rasa mencari sesuatu yang lebih nikmat dari seks, padahal kan sebenarnya seks saja sudah nikmat, tapi dia kepingin mencoba yang lebih lagi, sampai ke hal-hal ekstrem," kata dr Boyke, dilansir dari detikHealth, Selasa (14/1/2025).

Dr Boyke menjelaskan bahwa perilaku swinger sering kali dipicu oleh kecanduan seksual, yang memerlukan bantuan profesional untuk diatasi. Ia menambahkan, hanya sedikit kasus yang disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan, yakni sekitar 5-10 persen. Sebagian besar perilaku ini dipengaruhi oleh lingkungan, mencapai 70 persen.

Risiko Kesehatan Akibat Seks Swinger

Dari sisi kesehatan, kebiasaan bergonta-ganti pasangan seksual meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS). Dikutip dari Medical News Today, penelitian English Longitudinal Study of Aging menyebut bahwa memiliki banyak pasangan seksual, khususnya 10 atau lebih, meningkatkan risiko terdiagnosis kanker dibandingkan dengan mereka yang hanya memiliki satu pasangan atau tidak sama sekali.

Penyakit lain yang berisiko menular akibat perilaku ini termasuk hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Penularan human papillomavirus (HPV) juga dapat menyebabkan berbagai jenis kanker, seperti:

  • Kanker serviks.
  • Kanker mulut.
  • Kanker anus.
  • Kanker penis.
  • Kanker prostat.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/gsp)

Hide Ads