Jelang Pergantian Pimpinan KPK, Nurul Ghufron Harap OTT Tak Dihapus

Jelang Pergantian Pimpinan KPK, Nurul Ghufron Harap OTT Tak Dihapus

Ida Bagus Putu Mahendra - detikBali
Jumat, 06 Des 2024 18:21 WIB
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron usai menghadiri awarding anti-corruption film festival (Accfest) di Denpasar, Jumat (6/12/2024). (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Foto: Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron di Awarding Anti-corruption film festival (Accfest) di Denpasar, Jumat (6/12/2024). (Ida Bagus Putu Mahendra/detikBali)
Denpasar -

Pucuk pimpinan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan berganti sebentar lagi. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan lima pimpinan KPK terpilih pada Kamis (5/12/2024).

Jelang pergantian pimpinan pada tubuh lembaga antirasuah ini, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron berharap agar operasi tangkap tangan (OTT) dapat terus dilakukan oleh kepemimpinan yang baru. Menurutnya, OTT penting sebagai 'terapi kejut'.

Selain itu, OTT dinilai sebagai upaya KPK untuk mengakomodasi kegeraman masyarakat. Sebab, amanah atau uang yang berasal dari masyarakat justru dikorupsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi itu perlu untuk terapi kejut supaya masyarakat yang geram, masyarakat yang sakit hati karena uang yang dikumpulkan oleh mereka, disalahgunakan. Itu tetap perlu dilakukan," ujarnya seusai menghadiri Awarding Anti-corruption Film Festival (Accfest) di Denpasar, Jumat (6/12/2024).

Ghufron tak mengelak bila OTT menimbulkan keriuhan di publik. Di satu sisi, KPK disebut mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Sementara di sisi lain, KPK dikatakan banyak memiliki musuh. Terutama, oleh pihak-pihak yang terkena OTT. Bahkan KPK yang telah berdiri lebih dari 20 tahun ini kerap menghadapi tantangan.

"Apakah kemudian saya sampaikan OTT menimbulkan banyak keriuhan, banyak yang mengapresiasi, tapi juga banyak menuai musuh kepada KPK. Iya, namanya setiap ditangkap tangan, tentu yang tertangkap menimbulkan sakit hati. Sampai usia KPK ke-20 ini, banyak tantangan, banyak hambatan," bebernya.

Kendati demikian, Ghufron mengatakan korupsi tidak bisa diberantas hanya dengan OTT. Menurutnya, perlu adanya upaya pencegahan. Seperti misalnya dengan membenahi sistem dan memberikan pendidikan kepada masyarakat soal budaya antikorupsi.

"Tapi kami sadar bahwa korupsi di Indonesia tidak mungkin selesai dan tidak mungkin habis hanya dengan tangkap tangan. Kami sadar, bahwa yang akan membersihkan itu dengan cara sistem dan pendidikan kepada masyarakat. Termasuk dengan seni (Accfest) ini," pungkasnya.




(hsa/hsa)

Hide Ads