Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menjadi sorotan setelah mengomentasi aksi penyerangan 45 anggota TNI kepada warga di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Pernyataan Sahroni itu dinilai tak berperspektif korban.
Dilansir dari detikSumut, Senin (18/11/2024), Sahroni meminta warga tak semena-mena jika diingatkan aparat untuk tidak melakukan hal yang mengganggu keamanan masyarakat.
"Kan gini, rakyat kita ini kadang arogansinya muncul karena apa, narkoba, minum. Yang disalahin sekarang ini ya kebanyakan TNI, polisi dan para pejabatnya. Tapi kita kan nggak tahu, rakyat itu melakukan sesuatu merugikan siapa," kata Sahroni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diimbau, tapi nggak merasa dia salah, akhirnya melakukan sesuatu. Jadi, rakyat juga jangan semena-mena, nggak boleh, tapi kalau dilakukan semena-mena nggak mau," sambungnya.
Sahroni mengatakan persepsi yang terbangun di publik adalah seolah-olah TNI menganiaya dan menzolimi masyarakat. Namun, kata Sahroni, rakyat juga terkadang melakukan tindakan yang tidak baik dan berlagak seperti preman.
Sahroni Dikecam LBH Medan
Pernyataan Sahroni itu mendapat reaksi keras dari LBH Medan. Mereka mengecam pernyataan Sahroni itu karena seolah-olah menyalahkan masyarakat dalam tragedi penyerangan itu.
"Ahmad Sahroni tidak berprespektif korban dan cenderung menyalahkan masyarakat dalam tragedi ini," kata Direktur LBH Medan Irvan Saputra dalam keterangannya, Sabtu (16/11/2024).
Irvan mengatakan sebagai wakil rakyat, Sahroni harusnya memperjuangkan hak-hak rakyat dan mengecam aksi para anggota TNI yang melakukan penyerangan itu. Namun, kata Irvan, Sahroni malah menyalahkan masyarakat dan menormalisasikan tindakan para anggota TNI tersebut.
"Seharusnya sebagai wakil rakyat yang memperjuangkan hak-hak rakyat, Ahmad Sahroni turut berduka atas kejadian yang menimpa para korban dan warga, bukan malah sebaliknya. Pernyataan Ahmad Sahroni seakan-akan menormalisasi keadaan dan layaknya pengacara terduga pelaku anggota TNI yang saat ini sedang diperiksa di Pomdam I/BB," jelasnya.
"Harusnya sebagai wakil rakyat, dia mengecam tragedi tersebut karena apapun alasannya tidak ada satupun aturan hukum di Republik Indonesia ini yang membenarkan menghilangkan nyawa orang tanpa proses hukum," sambung Irvan.
LBH Medan meminta Ahmad Sahroni untuk turun langsung ke lokasi kejadian dan mendapatkan informasi yang utuh, bukan hanya dari pihak TNI. Dengan begitu, kata Irvan, Sahroni dapat mendapatkan informasi yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya, personel TNI dari Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan menyerang warga Desa Selamat, Deli Serdang. Danpuspom TNI Mayjen Yusri Nuryanto mengatakan 45 personel yang diamankan itu tengah diperiksa.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengetahui peran masing-masing personel dalam insiden tersebut. Menurut Yusri, anggota yang terlibat aksi penyerangan itu akan dijatuhi sanksi
"Jadi, dari Pomdam sekarang ini sudah mengamankan hampir sekitar 45 orang diamankan," ujar Mayjen Yusri dikutip detikNews, Rabu (13/11).
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan awal mula peristiwa penyerangan yang diduga dilakukan 33 anggota TNI di Deli Serdang. Menurut Agus, awalnya anggota TNI menegur anggota geng motor yang melintas. Akibat penyerangan itu, satu warga dilaporkan tewas.
Artikel ini telah tayang di detikSumut. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)