Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengungkapkan awal mula peristiwa penyerangan yang diduga dilakukan 33 anggota TNI di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Satu orang tewas dalam peristiwa itu. Menurut Agus, awalnya anggota TNI menegur anggota geng motor yang melintas.
"Jadi memang diawali anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota karena mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan," kata Panglima TNI saat ditemui di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/11/2024), dikutip dari detikNews.
Selepas teguran itu, Agus melanjutkan, kemudian terjadi adu mulut yang berujung perkelahian massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus menegaskan geng motor yang meresahkan warga harus ditertibkan. "Kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu harus ditertibkan, karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum. Kebanyakan juga motornya bodong," ucap Agus.
Agus menekankan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 2/Kilap Sumagan saat itu menegur anggota geng motor, bukan warga yang melintas.
"Bukan masyarakat, tetapi geng motor yang kebut-kebutan. Saya rasa mungkin semua orang juga merasa jengah," ujar dia.
Bentrokan kelompok warga dengan sejumlah prajurit Yonarmed 2/KS di Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten, Deli Serdang, Jumat (8/11) pekan lalu. Akibat insiden itu, seorang warga, RAB (62), meninggal dunia dan delapan warga lainnya luka-luka. Dari delapan warga yang terluka, tiga di antaranya korban salah sasaran.
Dari pihak TNI, seorang prajurit berinisial M dilaporkan luka-luka.
"Untuk delapan korban (warga sipil, red) yang luka-luka sudah dipindahkan dari Rumah Sakit Sembiring menuju Rumah Sakit Putri Hijau diberikan perawatan terbaik sampai dengan sembuh," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) I Bukit Barisan Kolonel Infantri Doddy Yudha di Medan, Minggu (10/11/2024).
Sejauh ini, Polisi Militer Kodam I/Bukit Barisan telah memeriksa 33 prajurit Yonarmed 2/KS terkait keterlibatan mereka dalam insiden itu.
Doddy mengungkapkan Pangdam I/Bukit Barisan Letjen TNI Mochammad Hasan telah bertemu korban dan keluarganya, serta melakukan mediasi di Markas Komando Yonarmed 2/KS.
"Pangdam telah memberikan pengarahan terharap seluruh prajurit Yonarmed 2 Medan dalam rangka untuk memastikan situasi (kembali kondusif)," tutur dia.
Kapendam, dalam kesempatan yang sama, juga memastikan situasi telah reda, dan tidak ada aksi balasan terkait insiden di Deli Serdang tersebut.
Pangdam I/Bukit Barisan (BB) Letjen Mochammad Hasan meminta maaf kepada keluarga korban tewas dalam peristiwa penyerangan yang diduga dilakukan 33 anggota TNI dari Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan. Hasan menegaskan para anggota TNI yang terlibat akan diproses hukum.
"Saya Letnan Jenderal TNI Mochammad Hasan Pangdam I/BB menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa yang terjadi," kata Hasan saat menghadiri proses pemakaman Raden Barus (60) warga yang tewas saat penyerangan itu seperti dilansir detikSumut, Senin (11/11).
Hasan mengatakan bersedia menukar nyawanya dengan nyawa korban jika memang diperlukan. Dia kembali meminta maaf atas nama Kodam I/BB.
"Sekali lagi atas nama keluarga besar Kodam I/BB, kami memohon maaf sebesar-besarnya, kalau pun saya harus menggantikan almarhum, saya siap untuk menggantikan sekarang, saya ikhlas, kepergian almarhum meninggalkan duka kepada keluarga," jelasnya.
(hsa/gsp)