Seorang buruh proyek, Wahyu Nur Cahyono (28) ditusuk oleh teman kerjanya yang berinisial F (17). Penyebabnya, F kesal tidak diberikan uang Rp 50 ribu. Penusukan itu terjadi di bedeng proyek di Subak Yeh Munduk Tegeh, Banjar Tingas, Desa Mekar Bhuwana, Abiansemal, Badung, Sabtu (26/10/2024) malam.
Pelaku yang berasal dari Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu ditangkap di wilayah Ubud, Gianyar. Sebelumnya, F kabur saat warga berusaha mencegah agar tidak terjadi penusukan itu.
"Motifnya karena pelaku minta uang ke korban Rp 50 ribu tapi tidak diberi. Sehingga pelaku marah dan menusuk korban. Mereka sesama tukang di sana, jadi saling kenal," kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono, Senin (28/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum peristiwa berdarah itu, seorang warga lainnya, Ni Ketut Sri, melihat F menangis. F mengaku dipukul oleh Wahyu. Ketut Sri lantas memberitahu suaminya, Nyoman Saputra, yang juga buruh proyek agar membantu meredam masalah itu.
Pria asal Buleleng itu lantas meminta F untuk menyelesaikan masalahnya dengan Wahyu secara baik-baik. Namun, Saputra merasa curiga akan terjadi masalah besar. Sebab, saat itu F sedang menelepon saudaranya dan menyebut akan ada 10 orang datang ke lokasi.
Saputra akhirnya mendatangi salah satu pecalang desa untuk meminta bantuan meredam masalah sesama buruh proyek tersebut. Sayang, ia tak berhasil menemui pecalang, sehingga memilih balik ke bedeng proyek.
Dalam perjalanan, Saputra bertemu dengan Umbu, yang tak lain kerabat pelaku. Saat itu Saputra mengatakan kondisi F baik-baik saja dan ia sempat meminta kepada Umbu agar masalah diselesaikan dan tidak membuat keributan di desa.
Umbu dan seorang pria lainnya kemudian mendatangi Wahyu yang masih ada di bedeng. Tak ingin ada masalah besar, Saputra memanggil anak-anak muda yang sedang nongkrong untuk memanggil warga lainnya dan polisi.
Sembari menunggu Bhabinkamtibmas tiba di lokasi, Saputra melihat F bersama Umbu dan temannya pulang dari bedeng. Namun, tiga orang itu kabur ke arah Ubud. Warga yang curiga terjadi apa-apa lantas mengejar pelaku dan dua orang itu.
Sementara itu pemuda lainnya memilih ke bedeng untuk mengecek apa yang terjadi. Mereka melihat ada ceceran darah di sekitar TKP serta melihat Wahyu terkapar di sebelah barat bedeng berlumuran darah di perut.
"Korban dirujuk ke RS Windu Husada Abiansemal," kata Teguh.
Dia mengungkapkan F sudah dendam sejak lama karena diduga kerap mendapat perundungan dari Wahyu. Emosinya memuncak saat ia cekcok tak diberi uang Rp 50 ribu oleh Wahyu. Tidak diketahui alasan F meminta uang.
"Emosi pelaku terakumulasi, sakit hati, sehingga puncak amarah saat meminta uang. Mereka juga sedang minum dan diduga ada pengaruh alkohol," jelas Teguh.
Hasil pemeriksaan, Wahyu mengalami luka tusuk di perut dan punggung. Pisau belati yang digunakan F merupakan milik buruh lainnya di bedeng tersebut.
"Sementara ini belum ada kabar dua pihak ini berdamai. Proses hukum sesuai peradilan anak tetap lanjut," tandas Teguh.
(hsa/gsp)