Polda NTT Kirim 95 Personel ke Flores Timur untuk Bantu Atasi Keributan

Polda NTT Kirim 95 Personel ke Flores Timur untuk Bantu Atasi Keributan

Sui Suadnyana, Yurgo Purab - detikBali
Rabu, 23 Okt 2024 21:14 WIB
Personel Polda NTT tiba di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, untuk membantu penyelsaian konflik. (Dok. Polda NTT)
Foto: Personel Polda NTT tiba di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur, untuk membantu penyelsaian konflik. (Dok. Polda NTT)
Flores Timur -

Sebanyak 95 personel dari Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) tiba di Flores Timur, Rabu (23/10/2024). Kehadiran mereka terdiri dari berbagai satuan, termasuk Brimob, Samapta, Reskrim, Inafis, dan tim kesehatan, guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang mengalami keributan.

Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda NTT, Kombes Deonijiu De Fatima, menjelaskan tim yang diterjunkan juga membawa berbagai peralatan bantuan. "Kami membawa dapur lapangan, kendaraan water treatment yang memproses air menjadi air bersih siap konsumsi, tenda, kendaraan kesehatan, dan kendaraan Inafis," kata Deonijiu.

Deonijiu menambahkan kehadiran personel merupakan bentuk dukungan Polda NTT kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur dan Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur dalam menangani situasi yang memanas. "Kami juga menunggu kesepakatan dari pemda untuk memfasilitasi pertemuan antara unsur-unsur suku dan kedua masyarakat yang terlibat pertikaian," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, mengungkapkan penyidik Polres Flotim terus mendalami kasus sengketa lahan yang memicu kebakaran 49 rumah warga di Desa Bugalima. "Sasaran utama kami adalah menghentikan masalah ini agar tidak semakin meluas," ujarnya kepada detikBali.

Putra Sandita juga menyampaikan terima kasih kepada Kapolda NTT atas pengiriman bantuan. "Ini adalah bukti bahwa pimpinan Polda NTT memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat dan mendukung Polres Flores Timur," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Direncanakan akan ada pertemuan antara kedua desa yang terlibat dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, Kamis (23/10/2024). "Setiap desa akan mengirimkan perwakilan tokoh yang netral, yang dapat menciptakan situasi aman dan damai," tambahnya.

Putra Sandita juga berharap penegakan hukum tetap berjalan dengan baik. "Kami akan menyelesaikan kasus ini hingga tuntas," jelasnya.




(iws/gsp)

Hide Ads