Tersangka Jual Beli Bayi Jawa-Bali Sasar Ibu Hamil Terbelit Ekonomi

Tersangka Jual Beli Bayi Jawa-Bali Sasar Ibu Hamil Terbelit Ekonomi

Aryo Mahendro - detikBali
Rabu, 02 Okt 2024 16:05 WIB
Suasana rumah yang dijadikan markas Yayasan Luh Luwih Bali di BTN Griya Sandan Sari Blok E/17, Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, Senin (16/9/2024). (Foto: Firizqi Irwan/detikBali)
Foto: Suasana rumah yang dijadikan markas Yayasan Luh Luwih Bali di BTN Griya Sandan Sari Blok E/17, Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, Senin (16/9/2024). (Foto: Firizqi Irwan/detikBali)
Denpasar -

Polisi mengungkap modus I Made Aryadana, warga Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, yang menjadi tersangka jual beli bayi Jawa-Bali. Aryadana sengaja menyasar para ibu hamil yang punya masalah ekonomi alias miskin.

"Diduga memang ada jaringan yang mencari ibu-ibu yang bermasalah. Termasuk masalah ekonomi, khususnya yang dalam kondisi hamil," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan di Polda Bali, Rabu (2/10/2024).

Setelah menentukan target, Aryadana dan jaringannya akan menawarkan bantuan biaya persalinan. Jika menyetujui tawaran Aryadana dan sindikatnya, bayi si ibu akan diadopsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, adatransaksi uang dalam proses adopsi yang dilakukan Aryadana dan sindikatnya. Hal inilah yang dianggap polisi sebagai aktivitas jual beli bayi.

"Temuan kami, ternyata modusnya bukan adopsi. Ada indikasi jual beli," kata Jansen.

ADVERTISEMENT

Proses jual beli bayi bermodus adopsi melibatkan sejumlah uang. Pengadopsi bayi yang disalurkan Aryadana, merogoh kocek dari Rp 25 juta hingga Rp 45 juta.

Jansen mengatakan belum ada indikasi adanya warga asing di Bali yang membeli bayi dari Aryadana. Namun, sudah ada tujuh ibu hamil dan tiga di antaranya sudah melahirkan bayi yang dijual kepada Aryadana di Depok.

"Masih ditelusuri apakah ada yang seperti itu selain di Depok," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, sindikat Aryadana membeli bayi dari orang tua seharga Rp 10 juta. Bayi itu lalu dibawa dan dijual ke pengadopsi di Bali, Jakarta, dan kota lain di Jawa seharga Rp 45 juta.

Aryadana dan sindikatnya memanfaatkan Facebook untuk mencari ibu-ibu di Depok yang ingin menjual bayinya. Untuk diketahui, selain Aryadana, ada tujuh orang berinsial RS (24), AN (22), DA (27), MD (32), SU (24), DA (23), dan RK (30).




(hsa/hsa)

Hide Ads