Polisi Rekonstruksi Pembunuhan Selingkuhan Istri di Kolam Air Panas Kintamani

Bangli

Polisi Rekonstruksi Pembunuhan Selingkuhan Istri di Kolam Air Panas Kintamani

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Jumat, 20 Sep 2024 19:47 WIB
Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan di kolam air panas di Kintamani, Bali, Jumat (20/9/2024).
Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan di kolam air panas di Kintamani, Bali, Jumat (20/9/2024). (Foto: dok. Polres Bangli)
Bangli -

Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan warga Songan, Kintamani, Bangli, Bali, bernama I Ketut Sudiarta alias Mangku Tawan (45). Reka adegan digelar di halaman Mapolres Bangli.

Rekonstruksi digelar guna mempertegas kembali hasil pemeriksaan penyidik Polres Bangli. "Supaya gamblang bagaimana tindakan perencanaan pembunuhan tersangka kepada korban," kata Kasatreskrim Polres Bangli AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun, Jumat (20/9/2024).

Tragedi berdarah yang menewaskan Sudiarta alias Mangku Tawan itu terjadi di kolam air hangat Volcano Sari, Banjar Toyabungkah, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali pada Juli lalu. Tersangka I Ketut Murah Dana (47) nekat menghabisi korban lantaran dipicu persoalan asmara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekonstruksi menghadirkan tersangka, Ketut Murah Dana. Istri ketiga tersangka, Jro Evra serta keluarga hadir menyaksikan jalannya rekonstruksi.

Total ada 44 adegan yang diperagakan Dana. Dalam reka adegan itu, diuraikan bagaimana tersangka I Ketut Murah Dana mulanya menghubungi sang ipar saat tahu istrinya, Jro Evra, tidak pulang-pulang.

ADVERTISEMENT

Terungkap juga korban mengalami 27 luka hingga tewas di TKP. Selebihnya tidak ditemukan fakta baru. "Kami juga mempertimbangkan kondusifitas atau keamanan sehingga (rekonstruksi) digelar di Polres," ungkap Jaya Winangun.

Sebelumnya polisi mengungkapkan niat Murah Dana untuk menghabisi nyawa Sudiarta sudah direncanakan sejak lima bulan sebelum kejadian. Hal ini terungkap saat tersangka mengakui tiga kali membeli celurit untuk menyakiti Sudiarta.

Celurit pertama dibeli pada Maret 2024 atau lima bulan sebelum kejadian. Namun, celurit itu terlalu besar untuk Sudiarta. Murah Dana lantas beli lagi sebulan kemudian. Tapi menurut pelaku terlalu kecil.

Lima hari sebelum kejadian, tersangka beli lagi celurit yang ketiga. Yang kali ini tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil.

Amarah Murah Dana memuncak saat mendapati istrinya pergi ke sebuah kos di Penginapan Laguna, Banjar Toyabungkah, Desa Batur, Kintamani, Rabu malam. Murah Dana melihat istrinya mengendarai motor milik Sudiarta.

Murah Dana lantas ikut membuntuti istrinya sampai ke tempat kos. Sampai di sana, Murah Dana melihat HP istrinya mendapat pesan dari Sudiarta.

Tanpa pikir panjang, Murah Dana langsung menyadap handphone sang istri melalui aplikasi WhatsApp dan terhubung dengan kontak Sudiarta. Keduanya saling berbalas pesan sehingga Murah Dana tahu keberadaan Sudiarta di kolam air panas Volcano Sari.

Begitu melihat Sudiarta, Murah Dana langsung membuka sarung celurit dan menyerang Murah Dana ke kolam. Sudiarta berupaya menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke kolam.

Sudiarta sempat melawan dengan tangan kosong saat Murah Dana menghunjamkan celuritnya berkali-kali. Mereka berdua sama-sama di tengah kolam saat pertikaian itu terjadi.

Sudiarta tewas di TKP lantaran luka parah di dada, perut, leher dan kepala belakang. Murah Dana meninggalkan Sudiarta, lalu menyerahkan diri ke polisi.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads